JAKARTA, KabarSDGs – Alner, start-up solusi penyedia sistem guna ulang kemasan produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) atau barang konsumsi dari Indonesia, bersama PT Unilever Indonesia mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup guna ulang. Selama ini, masyarakat Indonesia masih menggunakan sistem ekonomi linier yaitu beli, pakai, dan buang.
“Kita terbiasa dengan beli, pakai, dan buang kemasan, padahal kebiasaan itu bisa ditransformasi dengan sistem yang lebih sirkular,” kata Bintang Ekananda, Direktur Alner, di Jakarta, Jumat 26 Juli 2023.
Bintang menuturkan, akibat kebiasaan itu sebanyak 3,6 juta ton sampah plastik tidak terolah. Tentunya hal itu membuat pencemaran terhadap lingkungan.
Oleh karena itu Bintang mengajak untuk mengubah gaya hidup ekonomi linier menjadi guna ulang. Caranya, dengan membawa sendiri kemasan untuk membeli isi ulang produk kebutuhan rumah tangga.
“Bisa datang ke bank sampah. Bawa sendiri kemasan atau membeli kemasan yang disediakan. Lalu isi ulang dengan produk yang kita butuhkan. Dari sisi harga pun berbeda sehingga bisa lebih menghemat,” kata dia. Ketika produk tersebut habis, kemasan itu bisa digunakan lagi untuk mengisi ulang.
Sebagai pelopor bisnis kemasan guna ulang di Indonesia, Alner telah berhasil mendorong penerapan praktik berkelanjutan secara luas dan telah mengurangi lebih dari 1.300 kg sampah plastik di Indonesia. Dalam inisiatif yang didanai Transform, stasiun isi ulang (refill) yang terpilih adalah yang ada di channel perdagangan berbasis komunitas dan konvensional seperti toko serba ada (warung) dan bank sampah, menciptakan sistem yang dapat direplikasi dengan cepat dan dalam skala besar.
Menggunakan model ini, pelanggan dapat mengisi ulang tiga produk Unilever, yaitu Sunlight Professional, Rinso Professional, dan Wipol Professional, menggunakan wadah milik konsumen sendiri atau yang disediakan oleh Alner.
Melalui inisiatif bersama Transform, Alner berharap dapat membangun rekam jejak yang kuat dalam memberdayakan usaha mikro dan meningkatkan titik penjualan dari hingga 500 titik penjualan di 2023. Sebelumnya pada 2021 dan 2022, Alner telah memberdayakan microentrepreneur sebanyak 150 titik di Jabodetabek. Tujuan dari program ini adalah mengakselerasi misi untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai, menyebarluaskan bisnis kemasan guna ulang, dan memberikan dampak baik ke lebih banyak masyarakat.
“Inisiatif bersama Transform memberikan momentum besar bagi Alner untuk lebih meningkatkan dampaknya untuk masyarakat. Kesempatan ini memungkinkan kami untuk secara strategis mendorong pilihan akan produk sehari-hari yang dapat dikonsumsi sembari mengurangi sampah secara signifikan melalui guna ulang,” kata Bintang.
Maya Tamimi, Head of Division Environment & Sustainability Unilever Indonesia Foundation menuturkan, Transform merupakan akselerator yang bertujuan untuk membawa dampak baik keberlanjutan dengan menyatukan berbagai korporasi, pendonor, investor, dan akademisi guna mendukung perusahaan-perusahaan visioner. Secara bersama-sama, mereka menguji dan memperluas jangkauan solusi baru yang dapat mendukung rumah tangga berpenghasilan rendah, khususnya dalam menjawab tantangan terkait permasalahan lingkungan, peningkatan kesehatan dan kesejahteraan, serta membangun ekonomi yang inklusif. Dipimpin oleh Unilever, UK’s Foreign, Commonwealth and Development Office dan Ey.
Transform, lanjut Maya, menggabungkan grant, wawasan bisnis, dan sumber daya yang lebih luas untuk para pengusaha dengan penelitian mendalam. Pencapaian yang didapatkan melalui pendanaan inisiatif ini kemudian disebarluaskan untuk membantu para pemimpin di berbagai belahan dunia untuk dapat menyelesaikan permasalahan global. Alner, baru saja mendapatkan pendanaan hibah (grant) dari Transform untuk menguji opsi isi ulang (refill) yang inovatif pada produk-produk FMCG yang menyasar masyarakat menengah ke bawah.
Sementara itu, semangat perusahaan untuk berkolaborasi dengan Alner, kata Maya, karena sangat sejalan dengan visi dan misi Unilever Compass untuk menciptakan planet yang lebih sehat. “Dalam strategi kami terdapat The Unilever Compass yaitu meningkatkan kesehatan planet; meningkatkan kesehatan masyarakat, kepercayaan diri dan kesejahteraan; serta membantu menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif. Kerjasama dengan Alner ini termasuk untuk meningkatkan Kesehatan planet.”
Menurutnya, kerja sama ini akan semakin memperkuat insiatif Unilever yang tengah berjalan di Indonesia dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penggunaan plastik dan pengelolaan sampah plastik yang bertanggung jawab. “Khususnya melalui ekspansi refill station—sembari mempercepat pencapaian komitmen Perusahaan dalam mengumpulkan dan memproses lebih banyak plastik yang kami gunakanuntuk menjual produk kami. Bersama Alner, Unilever ingin mempromosikan perilaku “tanpa plastik” di kalangan konsumen melalui stasiun isi ulang berbasis komunitas yang dapat lebih mudah diakses secara luas.”
Hingga saat ini, kata Maya, Unilever Indonesia telah memiliki lebih dari 100 refill station di bank sampah di Jabodetabek dan Surabaya, dengan plan ekspansi yang akan dijalankan dalam waktu dekat. Pada 2022, Perusahaan berhasil mengumpulkan dan mengolah 62.300 ton plastik melalui jaringan bank sampah dan Refuse Derived Fuel (RDF). Maya pun berharap, makin banyak lagi titik-titik penjualan oleh Alner sehingga maskin banyak masyarakat yang menggunakan produk guna ulang. “Lebih banyak lagi masyarakat yang mendapatkan produk dengan kemasan terjaga,” kata dia.
Pengelola Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Beringin Kecamatan Jagakarsa, Fira menuturkan saat ini banyak pembelian produk rumah tangga dengan kemasan. Adanya stasiun isi ulang membuat pengelola RPTRA dapat mengedukasi masyarakat terkait kemasan. “Tentunya dengan adanya program ini membantu untuk mengurangi kemasan,” kata dia. (*)
Discussion about this post