YOGYAKARTA, KabarSDGs – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan persiapan akhir jelang pelaksanaan ASEAN Regional Disaster Emergency Response Simulation Exercise (Ardex) 2023 yang akan berlangsung pada 1 – 4 Agustus 2023 di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini akan melibatkan peserta dari negara-negara anggota ASEAN dan negara-negara mitra.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menerangkan, salah satu persiapan utama adalah memastikan bahwa latihan gladi lapang atau field training exercise (FTX) berjalan dengan aman dan lancar.
“Latihan ini melibatkan personel Urban Search and Rescue (USAR) dari beberapa negara, yang akan berlatih teknik Search and Rescue (SAR), terutama dalam upaya evakuasi korban yang terjebak di reruntuhan. Bekerjasama dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), BNPB berusaha memastikan akses dan arena berlatih yang aman,” ujarnya dalam saiaran tertulis BNPB pada Jumat (28/07/2023).
Muhari menerangkan, FTX akan disimulasikan di Stadion Sultan Agung, Bantul, serta akan berlangsung bersamaan dengan gladi pos komando atau command post exercise (CPX).
“Persiapan untuk CPX juga terus dilakukan, termasuk pemutakhiran skenario dan injek yang akan digunakan dalam simulasi. CPX ini akan melibatkan pelaku dari tingkat lokal, nasional, dan regional ASEAN, seperti tim USAR dan tim medis darurat (emergency medical team/EMT),” ungkapnya.
Muhari melanjutkan, pada tanggal 3 Agustus 2023, saat penyelenggaraan CPX dan FTX, panitia Ardex akan memberikan pralatihan kepada para peserta. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran mekanisme dan tujuan latihan agar mereka memahami proses yang akan berlangsung selama latihan.
“Tidak hanya itu, rencana pelaksanaan gladi ruang atau table-top exercise (TTX) juga akan dilaksanakan pada 1 Agustus 2023 mendatang. Skenario latihan akan menggunakan bencana geologi sesuai dengan rencana kontinjensi Kabupaten Bantul, yaitu bahaya gempa bumi dengan magnitudo 6,6. Episentrum gempa berada di Kecamatan Pleret,” terangnya.
Selain itu, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) BNPB telah menyelenggarakan workshop terkait penyusunan pembelajaran Ardex 2023. Workshop yang berlangsung dari 26 hingga 28 Juli 2023 ini bertujuan untuk menggali poin-poin penting yang akan dimasukkan ke dalam laporan setelah penyelenggaraan berakhir. BNPB berharap laporan tersebut dapat digunakan sebagai pembelajaran dan memberikan rekomendasi mengenai mekanisme tanggap darurat yang melibatkan entitas ASEAN.
Dalam sambutan pembukaan workshop, Kepala Pusdiklat PB BNPB, Kheriawan, menyampaikan bahwa laporan tersebut akan merangkum berbagai hal yang terjadi selama penyelenggaraan Ardex ini.
“Workshop ini bertujuan untuk menyusun pembelajaran Ardex 2023, yang diselenggarakan melalui metode TTX, CPX, dan FTX,” ujar Kheriawan.
Plh Kepala Pelaksana BPBD DIY, Danang Syamsurizal juga menyambut baik penyusunan dokumen ini karena dapat memperkaya dokumen rencana kontinjensi di wilayahnya.
“Kami secara khusus mendukung penyelenggaraan Ardex 2023 karena diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesiapan dalam menghadapi bahaya gempa bumi,” jelasnya.
Diketahui, Ardex 2023 di Yogyakarta diselenggarakan oleh BNPB dan AHA Centre (ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster). Dalam penyelenggaraannya, acara dua tahunan ini akan dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara mitra yang bertugas sebagai observer, seperti Amerika Serikat, Australia, Korea, India, Italia, Jerman, Jepang, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok, Selandia Baru, Swiss, Timor Leste, dan Uni Eropa.
Discussion about this post