POSO, Kabar SDGs Sebanyak 100 warga dari tujuh desa di Kecamatan Pamona Pusalemba, Kota Tentena, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah meraih penghargaan dari museum rekor dunia Indonesia (MURI) untuk kategori pembakaran 7.000 inuyu (nasi bambu).
Penghargaan MURI tersebut memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh warga Minahasa, Sulawesi Utara dengan membakar 6.000 nasi bambu.
Piagam penghargaan diberikan pihak MURI kepada Bupati Poso, dr. Verna Gladies Merry Inkiriwang yang disaksikan ratusan warga dalam rangkaian pelaksanaan Festival Danau Poso (FDP) 2022.
Bupati Poso, Verna Inkiriwang menerangkan, inuyu merupakan salah satu kuliner khas yang kerap disajikan masyarakat saat perayaan hari besar keagamaan atau kegiatan daerah.
“Sekaligus saat ini inuyu juga telah menjadi salah satu simbol kearifan lokal yang mencerminkan kebersamaan dan kekeluargaan karena setiap prosesnya dikerjakan secara bersama-sama,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Verna berharap, inuyu harus sebagai sebuah identitas lokal yang harus terus dilestarikan dari generasi ke generasi.
Sementara itu, Direktur Pelaksana MURI, Yusuf Ngadri mengatakan, inuyu atau nasi bambu telah ada sejak zaman lampau dan terbilang mudah untuk ditemukan pada setiap daerah.
Menurutnya, nasi bambu asal Kota Tentena memiliki makna yang luar biasa sehingga memunculkan perbedaan yang mencolok dari daerah lain.
“Kuliner nasi bambu khas Tentena ini dikerjakan bersama-sama sehingga menimbulkan rasa kekeluargaan yang kuat antar warga, maka dari itu penting bagi MURI untuk memasukkan dalam museum rekor,” ungkap Yusuf.
Diketahui, adapun inuyu merupakan kuliner khas asal Kota Tentena yang kerap disajikan setiap warga pada hari besar keagamaan seperti Natal dan penyambutan tahun baru.
Inuyu berbahan dasar beras ketan yang telah diberikan bumbu khas kemudian dimasak menggunakan ruas bambu dilapisi daun pisang selama empat jam.
Discussion about this post