Jakarta, Identik dengan kesenian ondel-ondel. Setiap ada hajatan baik kawinan hingga sunatan masyarakat Betawi selalu menampilkan kesenian ondel-ondel. Perkembangan teknologi tak membuat kesenian Betawi ini hilang. Bahkan sebagian orang hidup dari berkesenian ondel-ondel.
Adalah Kampung ondel-ondel yang terletak di Jalan Kembang Pacar, Keramat Pulo, Senen, Jakarta pusat. Tempat dimana banyak warganya menggantungkan hidup dari ondel-ondel. Mulai dari membuat ondel-ondel hingga ngamen keliling kota hampir semuanya berasal dari Kampung ini.
Taufik (24), generasi ke-3 pemilik sanggar Mamit Cs mengungkapkan, ada sekitar 30 orang yang aktif ngamen ondel-ondel keliling ibu kota setiap harinya. Dengan penghasilan rata-rata Rp 500 ribu per hari, biasanya mereka jalan berkelompok sekitar dua sampai delapan orang. Sedangkan perajin ondel-ondel mereka mematok harga Rp 6 juta untuk pembuatan sepasang ondel-ondel.
Kini, Pemprov DKI Jakarta berencana untuk melarang pengamen jalanan ondel-ondel. Mereka sejatinya tak mempermasalahkan larangan tersebut asalkan ada solusinya. Seperti kata Taufik, “kita sebenarnya enggak masalah, asalkan ada pengganti, misalnya kita disediakan tempat untuk manggung di pasar-pasar jaya milik pemprov atau di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) jadi kesenian ondel-ondel tetap terjaga dan malah bisa berkembang.”
Discussion about this post