Bandar Lampung, Kabar SDGs – Berawal dari usaha keluarga di tahun 1993, Nadi Sugiharto berhasil mempertahankan eksistensi usaha buah nanas yang dikenal dengan nama ‘Nanas Nadi’ di Pasar Tradisional SMEP, Bandar Lampung. Konsistensinya selama lebih dari tiga dekade menjadikan usahanya tetap dipercaya pelanggan hingga kini.
Dari sebuah lapak sederhana, Nadi fokus menjual nanas lokal yang manis dan segar. Seiring perjalanan waktu, ia mulai berinovasi dengan mengolah nanas menjadi beragam produk seperti bahan petisan dan selai agar daya simpannya lebih panjang. “Awal saya jual buah-buahan segar dan mulai mencoba produk olahan dari nanas. Kemudian, saya berpikir agar usaha saya bisa berkembang lebih besar lagi. Selain menawarkan ke pembeli perorangan, saya juga mencoba untuk memasok ke restoran, hotel, dan toko roti,” jelas Nadi, Senin (22/9/2025).
Perkembangan usaha Nadi mencapai titik penting pada 2020 ketika ia mendapatkan pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Dukungan permodalan ini menjadi kunci dalam memperbesar kapasitas produksi sekaligus memperluas jangkauan pasar. “Tahun 2020, saya coba pinjam KUR sebesar Rp50 juta, kemudian yang kedua naik jadi Rp65 juta. Prosesnya mudah, dan karena pembiayaan ini, usaha saya semakin berkembang. Produksi meningkat, omzet naik, pelanggan bertambah, dan produk kami makin dikenal. Harapan saya, usaha ini bisa terus maju dan memberi manfaat lebih luas,” ujar Nadi Sugiharto.
Kini, Nadi juga memanfaatkan layanan digital BRI untuk mendukung operasional usahanya. Melalui aplikasi BRImo, ia dapat mengatur keuangan lebih efisien, mulai dari pengecekan saldo, transfer, hingga pembayaran kebutuhan usaha. Ia juga menggunakan QRIS untuk memudahkan transaksi pelanggan yang lebih cepat dan aman.
Usaha yang dirintisnya tak hanya memberi keuntungan bagi keluarga, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat sekitar. Dari semula dikelola sendiri, kini Nadi sudah mempekerjakan beberapa karyawan tetap. Bahkan saat Ramadan, ketika permintaan meningkat, jumlah pekerja bisa bertambah hingga 15 orang. “Alhamdulillah, usaha ini bukan hanya bermanfaat bagi keluarga saya, tapi juga bisa memberi peluang kerja bagi warga sekitar. Setiap kali permintaan meningkat, saya bisa mengajak lebih banyak orang untuk membantu,” tutur Nadi.
Hingga akhir Agustus 2025, BRI tercatat telah menyalurkan KUR sebesar Rp114,28 triliun kepada 2,5 juta debitur UMKM, atau 65,31% dari total alokasi tahun 2025 senilai Rp175 triliun. Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya menegaskan bahwa KUR menjadi instrumen penting dalam memperkuat pelaku UMKM agar berkontribusi lebih besar pada perekonomian. “KUR merupakan instrumen strategis dalam memperluas pembiayaan produktif yang berdampak langsung terhadap penguatan ekonomi masyarakat. Penyaluran yang tepat sasaran akan mendorong produktivitas, mendukung keberlanjutan usaha, serta membuka peluang kerja yang lebih luas. BRI pun terus konsisten untuk mendorong UMKM dapat menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkas Akhmad.












Discussion about this post