Bengkulu, Kabar SDGs – Pemerintah Provinsi Bengkulu menegaskan dedikasinya untuk memajukan konsep Sekolah Hijau di seluruh area, baik di institusi negeri maupun swasta. Inisiatif ini sejalan dengan kebijakan nasional yang berfokus pada pendidikan yang berorientasi lingkungan dan berkelanjutan.
Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Haryadi, mengungkapkan hal ini setelah mendampingi kunjungan kerja Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. Abdul Mu’ti, bersama Anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati, di SMA Muhammadiyah 4 Kota Bengkulu, pada hari Kamis, 27 Februari. Dalam kesempatan itu, ia juga menuntun Soft Launching Sekolah Unggul Muhammadiyah Bengkulu.
“Kami sejalan dengan arahan dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, kita perlu menjaga keindahan alam Indonesia, termasuk Bengkulu. Kami ingin agar Bumi Merah Putih tetap terjaga, lestari, serta berkelanjutan,” ungkap Haryadi.
Dia menjelaskan bahwa penguatan pelaksanaan Green School di Bengkulu akan disesuaikan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, yang menekankan pengoptimalan sekolah berbasis Adiwiyata. Pemerintah Provinsi Bengkulu berencana untuk merumuskan kebijakan turunan untuk pemerintah daerah agar program ini dapat berjalan dengan baik di tingkat lokal.
“Ini bukan sekadar masalah pendidikan, melainkan juga upaya kolektif untuk menjaga bumi dari dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Melalui institusi pendidikan, kita membentuk generasi yang peka terhadap lingkungan, terbiasa untuk tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi pemakaian plastik, dan menghemat energi,” jelasnya.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, dalam keterangannya menekankan bahwa sekolah yang ramah lingkungan merupakan salah satu fokus utama kementerian. Konsep Adiwiyata yang diadopsi dalam Green School tidak hanya mengutamakan efisiensi energi, tetapi juga mendorong penggunaan energi terbarukan sebagai elemen dari ekosistem pendidikan yang lebih berkelanjutan.
Ia menjelaskan bahwa penguatan Green School sangat relevan dengan tantangan perubahan iklim yang saat ini menjadi perhatian dunia. Para ilmuwan lingkungan bahkan memperkirakan bahwa pada tahun 2100, suhu global dapat meningkat hingga 4 derajat Celsius, yang bakal berdampak serius terhadap pola cuaca yang ekstrem.
“Selain inovasi teknologi, yang lebih mendesak adalah menciptakan budaya yang mendukung lingkungan. Kesadaran bersama dalam melindungi alam akan menjadi pijakan bagi gerakan Green Society, di mana masyarakat berpartisipasi aktif dalam menjaga keseimbangan lingkungan,” kata Abdul Mu’ti.
Discussion about this post