JAKARTA, KabarSDGs – Pelaku usaha wisata selam di Tanah Air hingga saat ini masih harus gigit jari menyusul penurunan jumlah wisatawan karena pandemi Covid-19 yang belum berakhir.
Berdasarkan data yang diungkapkan Ketua Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia (PUWSI) Ricky Soerapoetra, setidaknya pada April 2020 terdapat 102 usaha selam yang tidak beroperasi, dan 44% pekerjanya harus dirumahkan dengan tanggungan.
“Namun saya rasa angka ini akan bertambah atau mungkin sudah bertambah,” ujar Ricky dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (4/11/2020).
Di samping itu, kondisi ini pun diperburuk dengan masih diperlakukannya pembatasan skala besar bagi warga negara asing atau turis masuk ke Indonesia lewat bandara internasional.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan pembatasan dilakukan sebagai upaya memenuhi standar protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
“Kami menerapkan imbauan pemerintah, intinya kami masih melakukan pembatasan turis dalam skala besar untuk wisata. Mereka yang boleh datang ke Indonesia yang memiliki kartu tinggal sementara atau kartu tinggal tetap saja, misalnya yang sedang bekerja di Indonesia,” jelas Awaluddin.
Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan, telah menyiapkan strategi pemasaran dan pelayanan baru bagi pelaku usaha wisata selam dengan menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, & Environmental Sustainability).
“Hal ini sebagai upaya meningkatkan kembali kinerja wisata selam di masa adaptasi kebiasaan baru,” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (event) Kemenparekraf Rizki Handayani.
Rizki menjelaskan, panduan CHSE wisata selam, salah satu strategi yang telah disusun, sebagai upaya memberikan rasa aman untuk melakukan wisata selam. Sebab, diketahui, kegiatan menyelam sangat banyak berhubungan dengan mulut.
“Jadi droplet itu banyak sekali. Maka dengan panduan ini, bisa menimbulkan rasa aman dan nyaman wisatawan untuk diving,” ujar Rizki. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post