JAKARTA, KabarSDGs – Latte Art atau seni menggambar suatu pola di atas kopi menjadi tren kekinian yang disajikan di ragam coffee shop. Baru-baru ini, Coffee Knight 2019 dari Kapal Api Global Ade Herlambang memberikan kelas perkenalan penyeduhan kopi dan Latte Art di Excelso Central Park, Jakarta. Terdapat ragam tips yang diberikan Ade untuk membuat Latte Art, salah satunya terkait komposisinya.
“Komposisi terbaik untuk membuat Latte Art adalah paduan 1/3 kopi, 1/3 hot fresh milk UHT, dan 1/3 foam,” kata Ade Herlambang. Rata-rata suhu untuk minuman jenis cappucino atau latte, lanjut dia, tidak boleh terlalu panas dengan suhu maksimal 80 derajat.
Karena jika lebih, menurut Ade, tidak akan membuat foam tapi lebih ke hot milk. “Kalau tidak pas maka pola yang dibuat juga akan tenggelam,” ujar Ade yang saat itu juga dibantu oleh Suwarno, Coffee Knight 2020.
Ade menuturkan, keahlian barista dalam membentuk tekstur foam menentukan hasil akhir. Menurutnya, dalam membuat foam dan teknik pouring agak sulit serta perlu praktik yang banyak.
Ada tiga teknik untuk membuat Latte Art yaitu pouring, etching, dan pattern. Belakangan, kata Ade, muncul teknik baru yang dimulai di Jepang, yaitu 3D. “Biasanya barista bisa membuat hiasan 3 dimensi dari foam, misalnya ada dua kucing berpelukan dalam dua cangkir yang berdekatan,” lanjut dia.
Pouring merupakan teknik menuang milk foam di atas kopi, etching adalah melukis di atas foam dengan bantuan cokelat sirup, dan pattern teknik membentuk pola menggunakan alat cetak sesuai pola yang sudah dibentuk.
Proses pouring umumnya menggunakan pola hati sebagai dasar Latte Art dan bisa dikembangkan lagi sesuai bentuk yang diinginkan. “Jika proses pouring telah selesai, selanjutnya pembuatan pola bisa melalui teknik etching dengan tusuk gigi,” kata Ade.
Atau, lanjut dia, jika menginginkan kreasi yang lebih artistik bisa menambahkan hiasan melalu coklat cair. “Kesulitan utama bagi pemula adalah saat membuat foam dan pouring. Namun hal tersebut memang butuh keahlian khusus untuk memperoleh hasil sempurna,” tambah dia.
Ade mengatakan, ada tiga kandungan yaitu protein, lemak dan gula saat proses steam di mesin dan proses denaturasi yaitu proses membuat foam. Kopi espresso dipilih sebagai kanvas Latte Art. Penyeduhan atau browsing espresso biasanya dilakukan dengan mesin.
Sedangkan untuk ciri espresso yang bagus berwarna cokelat seperti hazelnut dan membentuk cream atau lapisan buih creamy berwarna cokelat kemerahan setebal 3-5 mm di permukaan. Jika tidak mempunyai mesin, bisa menggunakan cara manual tapi tanpa Latte Art.
Saat ini, kata Ade, industri juga menawarkan ragam mesin kopi yang bisa membuat Latte Art. Seperti Thermoplan BW4, yaitu mesin pertama yang menggantikan barista membuat Latte Art dengan pola dasar heart atau bentuk hati.
Latte Art dikenalkan oleh David Schomer, pemilik Kafe Vivace yang mengembangkan microfoam pada tahun 1980-1990. Kemudian microfoam tersebut digunakan untuk membentuk pola atau gambar pada kopi. Ide itu terus berkembang sehingga David dijuluki sebagai Bapak Latte Art. Karena pada saat tersebut pengunjung tidak menyukai rasa kopi yang terlalu strong, akhirnya David membuat kombinasi Cappucino Latte Art yang lebih light.
Discussion about this post