JAKARTA, KabarSDGs — Berwisata ke Kota Malang, Jawa Timur, wisatawan akan diarahkan ke pusat perbelanjaan oleh-oleh di Jalan Gondosuli atau Jalan Semeru. Selain makanan, oleh-oleh yang ditawarkan adalah produk kerajinan tangan dari kayu pinus dengan label GS4 Woodcraft. Produk ini memiliki ciri khas lukisan gambar strawberi, bunga matahari, dan bunga tulip.
Terkenal dengan keunggulannya, kayu pinus memiliki serat halus dengan tekstur cantik, dan jika di lem atau dipaku bahan kayunya terasa empuk. “Semakin tua kayunya semakin cantik,” kata salah satu pendiri GS4 Woodcraft, Retno Hastuti.
Benar kata Retno, kayu pinus yang menjadi bahan dasar produknya memang terlihat cantik. Warnanya kuning dihiasi dengan gambar-gambar indah hasil lukisan tangan Retno. Dari berbagai macam produk, gambar strawberi, matahari, dan tulip sangat mendominasi.
GS4 Woodcraft memiliki beberapa produk unggulan dari kayu pinus, terdapat baki/nampan, tempat toples bersama toplesnya, gantungan lap, tempat bumbu, tempat gantungan baju, tempat botol kecap dan saos, tempat tusuk gigi, tempat air mineral gelas, tempat sendok, tempat cangkir, tempat tisue, tempat telur, vas bunga, tempat payung, dan masih banyak lagi produk yang sudah dirintis sejak 1992 ini.

Retno menjelaskan, proses pembuatan produknya dimulai dari selembar papan dengan lebar 20 cm, panjang 180 cm, serta tebal 1 cm yang digambar pola atau patrun. Lalu gambar yang sudah dibuat semisal strawberi, matahari atau tulip digergaji/dipotong sesuai bentuknya menggunakan alat mesin bernama scrollsaw (bentuknya seperti mesin jahit), dihaluskan, lalu ditutup dengan wood filler. “Fungsinya untuk melapisi pori-pori, kalau tidak ditutup nanti catnya akan masuk menutupi pori-pori,” kata Retno.
Proses selanjutnya, kayu tersebut digosok dan baru setelah itu dilukis. Proses terakhir adalah kayu dimelamin sehingga menutupi cat. “Agar tampak licin dan jika cat terkena air tidak apa-apa,” kata Retno. Untuk bahan cat, Retno menggunakan cat air atau cat poster. Sebelumnya dia akan mengecek apakah bahan cat poster atau cat air tersebut lumer jika diberi tiner, “karena jika lumer atau rusak maka produk tersebut tidak bisa digunakan,” katanya.
Semua produk Retno menggunakan proses yang sama. Perbedaannya hanya pada pembuatan rangka atau tidak. Bagian lebih sulit, kata Retno, adalah dengan membuat rangka yang digabungkan dengan lem dan juga paku tembak. Retno juga membuat produknya dengan detail. Dia sengaja membuat lubang-lubang kecil pada kayu agar desain produk tak mudah ditiru.
Khusus produk anak yang menggunakan karakter kartun atau karakter binatang, Retno juga menggunakan cat air brush. “Biasanya ada TK yang memesan karakter lucu buat di sekolah untuk meja, kursi, atau rak buku dan saya biasanya menggunakan air brush,” katanya.
Terkait pemesanan, Retno tidak masalah jika pelanggannya hanya memesan satu produk saja. Dia juga memberikan servis gratis bagi pelanggan yang ingin meminta produknya dibersihkan oleh Retno.
Berawal dari Limbah
Retno Hastuti dan suaminya Hery Budiyanto tidak pernah menyangka sudah memiliki usaha kerajinan kayu pinus hampir 30 tahun. Berawal dari limbah kayu pinus yang diberikan teman pemilik pabrik mebel, mereka berdua hanya membuat produk berdasarkan ukuran limbah yang ada.
“Seorang teman memberikan limbah kayu yang sangat banyak dari sisa mebel, dia juga meminjamkan mesin scrollsaw selama satu jam pada waktu istirahat karyawannya Pukul 12.00 sampai 13.00,” kata Retno.
Kebetulan, lanjut Retno, suaminya adalah seorang arsitek. Sehingga, limbah kayu tersebut menurut suaminya bisa digambar, digergaji, dan digunakan. “Kita pun berpikir ini adalah peluang usaha,” kata dia.
Produk pertama kali yang mereka buat adalah tempat pisau. Mereka mencoba menjualnya ketika ada kegiatan bazar di Rukun Tetangga (RT). “Tapi enggak laku karena mungkin mereka menganggapnya produk yang aneh,” kata Retno seraya tertawa.
Tidak putus asa, Retno dan suami kembali mengikuti bazar dalam rangka Hari Kemerdekaan 17 Agustus. “Belum laku juga, tapi dari situ kami diberi banyak masukan oleh pengunjung, produk apa yang semestinya dibuat, seperti misalnya tempat tisue,” ujarnya.

Masukan tersebut terekam di pikiran Retno dan suami, mereka lalu mulai berfikir produk-produk apa saja yang bisa dijual dan mulai mendesainnya. Dulu, lanjut Retno, produk mereka polos tanpa gambar lukisan. Sampai suatu ketika, ada pemesan yang meminta dibuatkan bentuk strawberi dengan jumlah yang banyak. Pemesan tersebut meminta bentuk strawberi polos karena ingin melukisnya sendiri. Namun rupanya, pemesan tersebut tak kunjung datang. Dari situ Retno bertekad ingin belajar melukis, terutama melukis strawberi.
“Saya terus belajar sampai bisa menggambar strawberi, dan ternyata itu membutuhkan waktu yang lama, sehingga barang yang dulu gagal dijual juga sudah entah kemana,” kata Retno. Namun, Ia belajar, sebuah produk harus memiliki ciri khas. Oleh karena itu pula dia memantapkan ciri khas lukisan produknya adalah strawberi, yang kemudian berkembang menjadi lukisan bunga matahari, bunga tulip, dan juga karakter binatang atau kartun.
GS4 Woodcraft menjual produk-produknya di seluruh Indonesia. Selain secara online,Retno juga aktif memasarkan produknya melalui pameran baik dari dalam maupun luar negeri. (FAH)
Cara Merawat
Gunakan kuas dengan pembersih yang ada di swalayan atau bisa juga menggunakan cara tradisional yaitu dengan minyak goreng lalu dikuaskan pada pojok-pojok lubang produk. Hasilnya akan bersih dan mengkilat lagi.
Discussion about this post