MAGELANG, KabarSDGs – Dalam pidato ICTOH ke-8, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan keprihatinan atas jumlah perokok yang tinggi di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat tiga di dunia dalam hal jumlah perokok, setelah India dan Cina.
“Dengan lebih dari 65 juta orang yang merokok, hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Kerugian ini diperkirakan mencapai antara 17,9 hingga 20 triliun Rupiah,” ujar Budi dalam sambutannya secara virtual dalam acara ICTOH ke-8 di Magelang pada 30 Mei 2023.
Ia mengungkapkan kekhawatiran karena sekitar 7,8 juta perokok berasal dari kalangan masyarakat miskin yang lebih memilih membeli rokok daripada bahan makanan yang sehat dan bergizi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pengeluaran untuk rokok merupakan yang tertinggi kedua setelah beras, yaitu sebesar 11,9 persen di perkotaan dan 11,2 persen di pedesaan.
“Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan pengeluaran untuk telur, yaitu sebesar 4,3 persen di perkotaan dan 3,7 persen di pedesaan,” ungkapnya.
Untuk mengurangi jumlah perokok di Indonesia, Budi mengakui bahwa berbagai kebijakan telah diambil. Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mengendalikan konsumsi rokok dan mengurangi paparan asap rokok antara lain melalui edukasi, penguatan layanan berhenti merokok, implementasi kawasan tanpa rokok, dan pelarangan penjualan rokok kemasan, seperti pembatasan iklan, promosi, dan sponsor rokok.
Dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023, Budi berharap tema “Kami Butuh Makanan Pokok, Bukan Rokok” dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya makanan sehat dan bergizi dibandingkan dengan rokok.
“Saya menghimbau semua pihak, baik di tingkat daerah maupun pusat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, serta seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam mendukung pengendalian konsumsi rokok,” tambahnya.
Sejalan dengan Budi, Dr. Lubna Bhatti dari WHO Indonesia juga menyatakan bahwa Indonesia sebagai salah satu dari tiga negara dengan konsumsi rokok tertinggi di dunia memerlukan perhatian serius dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengambil kebijakan intervensi dalam mengendalikan konsumsi rokok.
“Rokok merupakan penyebab utama kematian di dunia. Oleh karena itu, kita perlu mencari solusi yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat tanpa merugikan petani tembakau,” jelas Lubna.
Discussion about this post