MAGELANG, KabarSDGs — Setidaknya 17.000 jiwa penduduk dari 19 desa di kawasan rawan bencana (KRB) sekitar Gunung Merapi harus mengungsi menyusul kemungkinan meletusnya atau erupsinya gunung yang berbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Dari jumlah tersebut, diantaranya 10 desa berada di kawasan paling berbahaya yang jelas-jelas harus mengungsi,” jelas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto dalam acara Review Rencana Kontinjensi Menghadapi Ancaman Letusan Gunung Merapi di Magelang, Jumat (4/9/2020).
Dia mengharapkan rencana kontinjensi (renkon) yang disusun saat ini dapat lebih realistis dan lebih fokus pada area terdampak. Ia juga menyampaikan bahwa fokus pada peningkatan kapasitas sesuai dengan jumlah penduduk yang akan mengungsi.
“Segala aspek diperhitungkan dalam peninjauan kembali renkon pada letusan gunung berapi. Dan berharap pada saat terjadi letusan pelayanan publik tetap berjalan sebagaimana sesuai dengan rencana tindak lanjut, semua dirancang dalam renkon ini karena kami menjalankan sister village,” tambah Edy
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Eny Supartini menyampaikan, Kabupaten Magelang sudah selangkah lebih maju dalam menyusun rencana kontingensi berbasis pandemi COVID-19.
“Dokumen rencana kontingensi ini harus menjadi dokumen yang hidup dan dapat digunakan saat terjadi letusan,” ujar Eny.
Ia mengatakan, menjadi tantangan bersama yaitu bagaimana membuat pandangan masyarakat bahwa kesiapsiagaan itu penting dan dijalankan.
Di sisi lain, Eny menambahkan terkait dengan potensi erupsi Gunung Merapi terhadap salah satu destinasi prioritas nasional, yakni Candi Borobudur. Borobudur sebagai keajaiban dunia tentu menjadi perhatian bersama.
Gunung Merapi yang saat ini tengah kembali aktif menjadi perhatian Pemda Magelang. Peningkatan aktivitas Gunung Merapi ini berdasarkan pengamatan dan informasi dari BPPTKG. Di samping itu, situasi dan kondisi pandemi COVID-19 saat ini menjadi salah satu perhatian pemda setempat dalam kesiapsiagaan menghadapi letusan Gunung Merapi.
Pada saat menutup kegiatan Review Rencana Kontinjensi Menghadapi Ancaman Letusan Gunung Merapi, Bupati Magelang Zaenal mengapresiasi BNPB dan BPBD karena tetap produktif dalam meningkatkan kesiapsiagaan di tengah pandemi COVID-19.
“Kita harus waspada dan menjalankan protokol kesehatan secara berkala sehingga dapat menekan angka penyebaran COVID-19. Mari bersama-sama bergotong-royong sesuai tugas dan fungsinya, bila dijalankan dengan ikhlas maka akan berjalan dengan baik dan bermanfaat,” ujarnya.
Rencana kontingensi atau renkon adalah salah satu bentuk kesiapsiagaan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi ancaman bahaya. BNPB melalui Direktorat Kesiapsiagaan melakukan pendampingan penuh kepada daerah dalam proses penyusunan maupun review dokumen renkon tersebut.
Discussion about this post