JAKARTA, KabarSDGs – Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menilai, solusi berani dan kreatif diperlukan untuk mengembalikan ekonomi pascapandemi virus corona baru (COVID-19). Dengan begitu, tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) terpenuhi pada 2030.
“Kami membutuhkan solusi konkret, radikal, dan dapat diterapkan,” katanya seperti dilansir laman resmi PBB, Rabu (1/7).
Guterres menilai, pandemi tidak hanya mengancam agenda pembangunan berkelanjutan 2030 tertunda, tapi juga menjadi tantangan mengembalikan kemajuan yang sudah dibuat. Pandemi mengakibatkan krisis global. Kemiskinan dan kelaparan ekstrem meningkat drastis. Banyak sistem perawatan kesehatan telah mencapai puncak. Seluruh generasi anak-anak bahkan terancam kehilangan pendidikan.
Menghadapi situasi itu, Guterres mengumpulkan para pemimpin dunia dan organisasi internasional. Pertemuan ini untuk mempertajam dan mempercepat respons global terhadap dampak COVID-19. Mereka fokus pada mengidentifikasi cara pemulihan dan membangun kembali dengan lebih baik.
Semua anggota PBB, lembaga keuangan, dan kreditor sektor swasta sepakat mengatasi tantangan utama, mulai dari likuiditas global dan kerentanan utang hingga mengikis aliran keuangan ilegal. Guterres menilai, negara-negara berkembang menghadapi tuntutan lebih besar. Selain mengatur pengeluaran publik, mereka juga harus memperbaiki pendapatan ekspor dan pajak, investasi, serta remittance yang anjlok.
“Ketika kami menyusun respons yang komprehensif, tindakan pada keuangan harus menjadi pusat. Jika negara-negara kekurangan sarana finansial untuk memerangi pandemi dan berinvestasi dalam pemulihan, kita menghadapi bencana kesehatan dan pemulihan global yang sangat lambat,” ujarnya.
Dunia, lanjut Guterres, berada di puncak krisis utang. Banyak negara dihadapkan pilihan sulit, antara melunasi utang atau melindungi komunitas mereka yang rentan dan memerangi pandemi.
Banyak negara tidak memiliki akses pasar keuangan yang memungkinkan mereka membayar utang. Padahal, kegagalan membayar utang memiliki konsekuensi sosial yang menghancurkan.
“Untuk pemulihan dan mewujudkan SDGs, solusi jangka panjang pada utang harus dipertimbangkan untuk menciptakan ruang fiskal untuk investestasi,” tutur Guterres.
Discussion about this post