JAKARTA, KabarSDGs — Pemerintah menyediakan anggaran sekitar Rp73 triliun untuk pengadaan vaksin Covid-19 untuk persiapan pelaksanaan vaksinasinya yang rencananya dimulai awal 2021.
“Pemerintah menargetkan herd imunity 70 persen sehingga antisipasi pengadaan vaksin sudah dilalukau jauhjauh hari agar dapat memenuhi kebutuhan di masyarakat,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam bincang-bincang daring bertajuk Outlook 2021 di Jakarta, Kamis (24/12/2020).
Dia mengklaim vaksin yang disediakan pemerintah beragam merek. Dari sekian merek, salah satunya sudah tiba di Indonesia adalah produk Sinovac dari China sebanyak 1,2 juta dosis vaksin jadi.
Airlangga menjelaskan, pada Januari 2021 akan tiba lagi 1,8 juta dosis vaksin jadi Sinovac dan menyusul 15 juta dosis vaksin berbentuk bahan baku.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah sedang menunggu izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk emergency use authorization. Sebelum mengeluarkan izin, BPOM harus melengkapi hasil uji klinis lain yang dilakukan di negara lain.
“BPOM dalam aktu dekat ini akan mendapatkan hasil penelitian atau uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Brasil, uji klinis tahap pertama dan kedua dari Sinovac di China, dan laporan hasil uji klinis yang dilakukan di Bandung,” ujar Airlangga.
Nantinya, kata dia, tiga data itu dikombinasikan BPOM secara scientific dan kita harap Januari (2021), emergency use authorization bisa diberikan.
Apabila sudah keluar izin dari BPOM, kata dia, maka proses vaksinasi bisa dilakukan dengan penyuntikan sebanyak dua dosis sehingga yang akan digunakan adalah 600 ribu dosis dari 1,2 juta dosis vaksin.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu juga menyebutkan jika tidak ada rintangan, sebelum 25 Desember 2020, penelitian uji klinis di Brasil selesai dilakukan dan rencananya pada 28 Desember 2020 akan diumumkan.
Seperti diketahui sebelumnya, Kementerian Kesehatan — selain Sinovac, menetapkan lima vaksin lain yang akan digunakan di Indonesia sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9860 Tahun 2020.
Kelima vaksin itu berasal dari Astra Zeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer dan BioNTech, dan vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan pemerintah mengantongi anggaran vaksinasi gratis sekitar Rp 54,4 triliun.
Dana itu berasal dari cadangan sebesar Rp 18 triliun dan sekitar Rp 36,4 triliun berasal dari anggaran Kesehatan dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang tidak terserap pada 2020 dan dialihkan untuk 2021. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post