JAKARTA, KabarSDGs — Dinilai lemah menerapkan protokol kesehatan (prokes) menyebabkan kasus Covid-19 di 10 provinsi meroket. Kenaikan tertinggi terjadi di Jawa Barat mencapai 3.785 kasus atau 102% (3.712 ke 7.497).
“Urutan kedua, Papua pekan ini mencatatkan kenaikan sebesar 1.813 kasus atau 752,2% (250 ke 2.063). Perlu diingat, tingginya kenaikan kasus ini,
disebabkan oleh masih terjadinya penularan di masyarakat yang disebabkan karena ketidakdisiplinan dalam mematuhi protokol kesehatan,” jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan resmi yang diterima KabarSDGs, Jumat (11/12/2020).
Posisi berikutnya ditempati Jawa Timur naik 725 kasus, Sulawesi Selatan naik 367 kasus, Kalimantan Timur naik 291 kasus, Bali naik 278 kasus, DIY naik 249 kasus, Jambi naik 178 kasus, Sulawesi Utara naik 147 dan Kalimantan Selatan naik 133 kasus.
“Saya meminta kepada pimpinan daerah, agar melakukan evaluasi terhadap protokol kesehatan secara menyeluruh,” ujarnya.
Pemda juga diminta mempetakan permasalahan utama yang menyebabkan masyarakat tidak patuh terhadap protokol kesehatan dan segera perbaiki.
Tingkatkan juga penegakan disiplin kepada masyarakat yang tidak disiplin protokol kesehatan. “Berikan sanksi sesuai aturan yang berlaku bagi anggota masyarakat yang tidak disiplin untuk memberikan efek jera,” tegas Wiku.
Disamping itu, katanya, Satgas Covid-19 juga mengapresiasi 10 provinsi yang mengalami penurunan kasus tertinggi. Diantaranya Jawa Tengah turun 2.100 kasus, DKI Jakarta turun 399 kasus, Sumatera Barat 332 kasus, Maluku 226 kasus, Papua Barat turun 127 kasus, Riau turun 98 kasus, Kepulauan Riau turun 92 kasus, Banten turun 89 kasus, Lampung turun 81 kasus dan Nusa Tenggara Timur turun 58 kasus.
Menurunnya penambahan kasus mingguan, jelas Wiku, seharusnya menjadi momentum untuk fokus kembali pada treatment atau upaya perawatan pasien Covid-19. Agar segera dapat sembuh dan menurunkan kasus aktif dan kematian. Untuk itu keseriusan pimpinan daerah dalam penanganan Covid-19 dituntut penuh. Agar angka kenaikan kasus dapat ditekan.
“Ingat, keberhasilan daerah dalam menekan peningkatan kasus merupakan kontribusi dalam pengendalian Covid-19 di tingkat nasional,” tegas Wiku.
Dia menjelaskan, jumlah kasus aktif pada tingkat nasional terlihat mengalami peningkatan. Data per 6 Desember 2020, persentase kasus aktif nasional berada di angka 14,46% atau naik 1,05% dibandingkan Minggu sebelumnya. Hal ini kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, bukanlah kabar yang baik.
“Peningkatan kasus aktif di tingkat nasional ini, menunjukkan bahwa masih banyaknya pasien Covid-19 yang saat ini masih dirawat maupun yang menjalani isolasi mandiri belum sembuh dari penyakitnya,” ujarnya.
Menurutnya, lonjakan kasus aktif ini diperkirakan karena upaya treatment (perawatan) pasien Covid-19, belum berjalan dengan maksimal. Sehingga para penderita Covid-19 masih harus dirawat. Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah bekerja keras dalam memberikan penanganan yang baik dan sesuai standar sehingga pada pasien dapat segera sembuh.
“Jika pemda mengalami kendala dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien Covid-19, dapat segera menghubungi pemerintah pusat. Kendala tersebut dapat saja berupa dalam ketersediaan sarana dan prasarana dalam penanganan Covid-19 di daerahnya,” katanya.
Wiku juga meminta, agar kita semuanya tidak lengah dalam menjalankan protokol kesehatan. Ingat, seluruh tahapan pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, merupakan upaya untuk memastikan kesembuhan pasien dari Covid-19.
Discussion about this post