JAKARTA, KabarSDGs – Uni Eropa dan negara anggotanya siap bekerjasama dengan Indonesia dalam menghadapi krisis. Pandemi COVID-19 merupakan guncangan dan menimbulkan banyak masalah baru di berbagai negara.
“Pandemi virus corona adalah guncangan sosial dan ekonomi secara tiba-tiba dan terbesar dari generasi kita, yang memengaruhi semua masyarakat secara global,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei darussalam H.E. Vincent Piket, Kamis (17/9) secara daring.
“Sebagai ‘Tim Eropa’, melalui upaya bersama, kita dapat mengatasi krisis kesehatan dan memastikan pemulihan yang hijau dan berkelanjutan,” ujarnya.
Uni Eropa bersama negara anggotanya meluncurkan paket “Tim Eropa” untuk mendukung respons Indonesia dalam menghadapi dampak Pandemi Covid-19. Total EUR 200 juta atau setara dengan Rp 3,4 triliun telah dialokasikan untuk memasok alat pelindung, bekerja dengan masyarakat sipil dan kelompok rentan, dan investasi untuk memperkuat sektor kesehatan. Ke depan, kerja sama dengan Indonesia akan mencakup metode inovatif untuk mendanai transisi hijau, pembangunan perkotaan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Kerja sama ini, lanjut dia, diharapkan dapat menjawab tantangan dan kontroversi RUU Omnibus Law yang dianggap kontroversial karena mengabaikan sejumlah poin yang terkait dengan kesejahteraan buruh dan pemberdayaan lingkungan. Deputi Bidang Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Arifin Rudiyanto mengatakan, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon global lewat program Ekonomi Hijau (Green Growth). “Program ini tentunya tidak bisa terealisasikan jika tidak melibatkan kolaborasi beragam aktor, termasuk peran riset akademi perguruan tinggi,” katanya.
EU-Indonesia Cooperation Publication 2020 diluncurkan secara virtual di Jakarta. Jalinan kerja sama ini merangkum upaya untuk memajukan pembangunan berkelanjutan hingga mitigasi efek perubahan iklim.
Publikasi yang diluncurkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersama Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia ini turut menyoroti berbagai pencapaian program-program pembangunan di Indonesia yang didukung Uni Eropa serta para negara-negara anggotanya.
“Kami sadar pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 menghadapi banyak tantangan, terutama dalam hal memastikan upaya pemulihan ekonomi sejalan dengan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu prioritas pembangunan yang implementasinya menjadi target semua sektor. Kami yakin, upaya mencapai pertumbuhan ekonomi berkualitas hanya dapat dicapai jika di waktu yang sama, kita juga melakukan upaya pelestarian lingkungan,” ujar Suharso.
Pencapaian kerja sama Uni Eropa-Indonesia selama 2019 diantaranya adalah ARISE Plus – Indonesia, hibah Uni Eropa untuk tiga proyek baru dalam bidang energi terbarukan, peluncuran Keanekaragaman Hayati Laut dan Dukungan Perikanan Pesisir dalam proyek Segitiga Terumbu Karang, serta dukungan berkelanjutan untuk mobilitas di pendidikan tinggi dalam bentuk pemberian lebih dari 1.600 beasiswa tahunan kepada pelajar Indonesia melalui program Erasmus + Uni Eropa. (PULINA NITYAKANTI PRAMESI)
Discussion about this post