JAKARTA, KabarSDGs — Pemerintah tidak bosan-bosan mengajak masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan mentaati dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Saat ini angka kesembuhan semakin baik. Recovery rate berada di kisaran 71%, artinya 7 dari 10 orang yang terpapar dari Covid-19 telah sehat dan produktif kembali,” jelas Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro, di Kantor Presiden, di Jakarta, Jumat (18/9/2020).
Menurut dia, total pasien sembuh sudah mencapai 170.774 kasus. Sementara untuk kasus aktifnya ada 56.409 kasus. Dari data-data itu menunjukkan bahwa saat ini pasien positif yang sedang dirawat kurang dari 1/3 total kasus yang ada. Seadar mengetahui, kasus aktif itu adalah jumlah pasien yang saat ini dalam perawatan atau isolasi.
Karenanya, ujar Reisa, kondisi baik ini harus dipertahankan dan ditingkatkan. Yang utama bagi kita semua adalah memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Mari terus biasakan diri dengan menerapkan protokol kesehatan yang benar.
Presiden Joko Widodo, kata Reisa, sudah mengingatkan, agar pemerintah daerah tidak asal-asalan dalam mengambil keputusan. Presiden meminta Pemda menggunakan data sebaran kasus dalam mengambil keputusan. Seluruh pemda juga diminta untuk mencegah penularan dengan cara membatasi kegiatan.
“Jadi apabila daerah, kabupaten/kota, tempat kita tinggal, mencatat adanya transmisi lokal, kita sebaiknya membatasi kegiatan. Untuk informasi, transmisi lokal adalah penularan yang berasal dari dalam wilayah itu sendiri,” jelas Reisa.
Dalam menekan penyebaran Covid-19, pemerintah telah melaksanakan langkah 3T yaitu testing, tracing dan treatment. Dalam konteks tracing atau pelacakan, Kemenkes telah menemukan lebih dari 1000 kluster.
Kluester sendiri dapat terjadi di rumah, tempat kerja, atau di tempat kerumunan lainnya. Biasanya diawali salah satu orang yang positif dan tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Lalu menularkan orang-orang di sekitarnya.
“Kluster bisa terjadi dimana saja, tidak hanya di perkantoran, bisa terjadi di berbagai komunitas termasuk rumah tangga,” jelasnya. Ia mengingatkan masyarakat menerapkan 3M, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan.
Untuk testing juga jumlahnya semakin meningkat per hari. Data Kemenkes mencatat lebih dari 10 ribu tes per 1 juta penduduk. Dan ini apresiasi bagi masyarakat yang mendukung penuh.
Uji Laboratorium
Satgas Penanganan Covid-19 meluruskan perdebatan soal terjadinya perbedaan data kematian pasien Covid-19 yang dicatat Kementerian Kesehatan dan Rumah Sakit Online.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro menerangkan, pihaknya telah mengkonfirmasi kepada Kementerian Kesehatan dan menyatakan bahwa data kematian yang dimiliki Rumah Sakit Online belum pasti disebabkan positif Covid-19.
“Sedangkan data kematian yang dikeluarkan Pusdatin (Pusat Data dan Informasi) Kemenkes atau all record data sudah terkonfirmasi positif Covid-19,” jelas Reisa.
Oleh karena itu, data-data yang ada di rumah sakit masih perlu pembuktian melalui hasil uji laboratorium. “Maka bisa disimpulkan data yang ada di RS Online belum semua terkonfirmasi hasil lab,” tegasnya.
Dengan penegasan itu, Reisa meminta masyarakat tidak memperdebatkannya lagi. Karena pemerintah sudah mengeluarkan data berdasarkan hasil uji laboratorium yang teruji dan terpercaya.
Selain itu, ia menambahkan Indonesia selalu mengedepankan transparansi publik dalam penanganan Covid-19. Indonesia pun selalu melaporkan kasus terkonfirmasi positif dan kasus sembuh setiap harinya.
Discussion about this post