Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih beberapa waktu lalu mengungkapkan, Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan tenaga medis sekali pakai. Setelah dipakai langsung dibuang dan dihancurkan. Tak ayal dibutuhkan APD dengan jumlah besar. Hal ini berbanding lurus dengan kasus positif COVID-19 di Tanah Air yang meningkat setiap harinya.
Masalah ini kemudian direspons penjahit konveksi di kawasan Pusat Industri Kecil (PIK) Penggilingan, Jakarta Timur. Konveksi milik Riswan misalnya, mendengar berita minimnya APD tenaga medis, ia langsung sigap membuka pesanan untuk pembuatan baju APD. Adapun pesanan tersebut datang dari Kementerian Kesehatan dan puskesmas di berbagai daerah.
Riswan pun siap memproduksi hingga 10 ribu baju APD dalam sehari. Ia mampu memproduksi 1.000 baju APD. Untuk pembuatan menggunakan dua jenis bahan dasar spundbond dan parasut. Harga APD berbahan dasar spundbond dijual senilai Rp 45.000, karena hanya bisa sekali pakai, sedangkan yang berbahan dasar parasut seharga Rp 75.000 karena bisa dicuci.
Riswan mengungkapkan produk tersebut dijual dengan harga normal sebagai bentuk kepedulian terhadap tenaga medis dalam penanganan pasien COVID-19.
Discussion about this post