Jakarta, Kabar SDGs – Tari dan musik tradisional Indonesia berkontribusi meriah pada Konferensi Dunia Ke-48 Dewan Internasional untuk Tradisi Musik dan Tari (ICTMD 48) yang berlangsung di Wellington, Selandia Baru dari tanggal 9 hingga 15 Januari.
Kehadiran Indonesia di acara ini sangat terasa melalui berbagai kegiatan seperti pertunjukan seni, pameran batik serta tenun, pemutaran film dokumenter, dan presentasi dari peneliti musik Indonesia.
Pertunjukan seni diisi oleh Triardhika Productions dari Jakarta yang menampilkan beberapa tarian, termasuk Bedhaya Catur Sagotra, Klana Topeng, dan Gambyong Pareanom, dengan iringan musik gamelan dari dua kelompok, Padhang Monchar dan Taniwha Jaya. Selain itu, kelompok gamelan Bali Mekar Bhuana menyuguhkan tari Gabor dan Legong dengan iringan set gamelan Bali yang kuno.
Selama ICTMD 48, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wellington berpartisipasi dengan menyelenggarakan sesi interaktif Angklung untuk pengunjung, serta pameran batik dan tenun. Di Festival Film ICTMD, juga diputar film dokumenter tentang pembuatan gong di Sukoharjo berjudul “Goong: Sound Through Fire,” serta “Nyejerang Swara” yang membahas musik yang terancam punah di Karangasem. Pada kesempatan tersebut, akademisi Indonesia, Mahdi Bahar dari Universitas Jambi, bersama dengan Dr. Megan Collins dari Selandia Baru, membawakan presentasi mengenai tradisi musik dan puisi di Sumatera Barat.
ICTMD 48 adalah konferensi akademik yang berafiliasi dengan UNESCO, yang bertujuan membahas kemajuan dan pelestarian kesenian tari dan musik tradisional di seluruh dunia. Konferensi ini diadakan secara berkala sejak tahun 1948, dengan melibatkan ratusan peserta dari berbagai penjuru dunia, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi budaya.
Konferensi Dunia ICTMD ke-48 ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan di Wellington, bekerja sama dengan Victoria University of Wellington. Selama satu minggu, para akademisi dari seluruh dunia berkumpul untuk membahas tren musik dan tari global, serta menyajikan pertunjukan tradisional bagi para pengunjung.
Discussion about this post