JAKARTA, KabarSDGs – Pemerintah Indonesia, melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), berupaya mendorong pembentukan fasilitas hub riset untuk para peneliti ASEAN guna mengoptimalkan potensi penuh mobilitas demi kemajuan Asia Tenggara.
Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN, Ahmad Najib Burhan menerangkan, Hub riset ini dapat memperkuat hubungan pertemanan antar negara di Asia Tenggara.
“Inisiatif ini bertujuan mencapai decentering atau decolonizing Asia Tenggara, sehingga kawasan ini menjadi kekuatan baru dalam dunia ilmu pengetahuan,” ujarnya dalam pernyataannya di Jakarta.
Menurutnya, dengan adanya Hub Riset ASEAN, diharapkan kawasan ini dapat bersaing dengan negara-negara barat seperti Eropa, Amerika, dan Australia yang selama ini dikenal sebagai mercusuar dalam bidang ilmu pengetahuan global.
“Potensi populasi penduduk yang mencapai 670 juta jiwa di Asia Tenggara memberikan posisi yang strategis, terutama dengan dukungan kekayaan alam berupa biodiversitas yang beragam,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, hal ini menjadi modal bagi ASEAN untuk bersama-sama mengembangkan dan meneliti potensi tersebut dalam berbagai bidang, seperti biodiversitas, perubahan iklim, dan isu lingkungan lainnya yang menjadi fokus masa depan.
Discussion about this post