OKU SELATAN, KabarSDGs – Banjir bandang yang melanda Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Provinsi Sumatera Selatan, pada Rabu (5/7), menyebabkan tiga orang warga hanyut, dua di antaranya berhasil dievakuasi dengan selamat, sementara satu orang ditemukan meninggal dunia. Sebanyak 202 kepala keluarga atau 457 jiwa juga terdampak oleh bencana ini.
Kasie Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKU Selatan, Heri Pramono, dalam keterangan tertulis menyatakan, korban meninggal dunia telah dimakamkan pada hari yang sama. Beberapa warga yang sebelumnya mengungsi juga telah kembali ke rumah masing-masing.
“Berdasarkan laporan dari BPBD OKU Selatan kepada Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir bandang terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama, menyebabkan meluapnya Sungai Saka dan Sungai Selabung,” ujarnya.
Heri menjelaskan, data sementara menunjukkan bahwa banjir bandang telah berdampak pada 10 desa/kelurahan di 6 kecamatan di OKU Selatan.
“Beberapa wilayah yang terdampak antara lain Desa Ulak Pandan di Kecamatan Kisam Tinggi, Desa Wai Gugur, Desa Simpang Pendagan, Desa Rengas, Desa Tangsi Bawah, Desa Kisau, dan Desa Talang Bandung di Kecamatan Muaradua. Selain itu, Desa Lawang Agung di Kecamatan Muaradua Kisam, Desa Madura di Kecamatan Buay Sandang Aji, Desa Tekana di Kecamatan Buana Pemaca, dan Kecamatan Runjung Agung juga terdampak,” ungkapnya.
BPBD OKU Selatan juga melaporkan kerugian materi yang meliputi 2 rumah yang hanyut, 2 jembatan yang hanyut, 202 rumah warga terendam banjir dengan tinggi air mencapai 60 sentimeter, serta lahan pertanian seluas 4 hektar terendam banjir.
Laporan terakhir yang diterima Pusdalops BNPB pada Rabu (5/7) pukul 22.46 WIB, menunjukkan bahwa banjir mulai surut di Kecamatan Muaradua Tangsi. Namun, di wilayah Kecamatan Kisam Tinggi, debit air masih tinggi. Selain itu, terjadi gangguan sinyal telekomunikasi di dua wilayah tersebut, sehingga proses kaji cepat, pelaporan data, dan informasi terkendala.
“BPBD OKU Selatan telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, termasuk aparatur desa, untuk penanganan darurat. Mereka juga telah mendirikan posko utama di halaman Polsek Kecamatan Muaradua. Bantuan logistik dan peralatan juga telah didistribusikan kepada warga yang terdampak,” ungkap Heri.
Bupati OKU Selatan juga memberikan bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir.
Menurutnya, meskipun sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, namun masih ada potensi hujan ringan hingga sedang di Kabupaten OKU Selatan, terutama di Kecamatan Muaradua, hingga Sabtu (8/7), seperti yang diberitakan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hari ini.
“Sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana lanjutan, BNPB mengimbau semua pemangku kebijakan di daerah untuk melakukan upaya mitigasi, seperti memantau kondisi sungai, membersihkan sampah dan bahan lain yang dapat menyumbat aliran air, memonitor kondisi tanggul, jalan, dan jembatan, serta memantau debit air secara berkala saat hujan terjadi,” terang Heri.
Selain itu, lanjutnya, masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai diharapkan melakukan evakuasi mandiri sementara jika hujan terus-menerus dengan intensitas tinggi selama lebih dari satu jam.
“Masyarakat juga diminta untuk selalu memperhatikan kondisi debit sungai dan menghindari lereng curam yang memiliki vegetasi yang minim,” pungkas Heri.
Discussion about this post