Bandar Lampung, Kabar SDGs – Tim dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati menghadirkan inovasi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Bertempat di Kelurahan Pesawahan, Telukbetung Selatan, mereka melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk Optimalisasi Sampah Organik Berbasis Ekoenzim Sebagai Sabun Disinfektan Pembersih Lantai Ramah Lingkungan, Senin (29/9/2025).
Program yang didukung DPPM Kemdikbudristek melalui Hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat ini memperkenalkan produk inovatif bernama ECORIND, singkatan dari Ekoenzim Ramah Lingkungan dan Kulit Buah (Rind). Tim pelaksana berasal dari lintas prodi, yakni apt. Ade Maria Ulfa., M.Kes (Farmasi), Natalina, S.T., M.T (Teknik Lingkungan), dan Prof. Erna Listyaningsih, SE., M.Si., Ph.D (Ekonomi), dengan dukungan mahasiswa Galih Bimantara dan Muhammad Putra Pratama.
Ketua pelaksana, Ade Maria Ulfa, menjelaskan tujuan utama kegiatan ini adalah menekan timbulan sampah rumah tangga sekaligus memberi nilai tambah. “Pemanfaatan kulit buah sebagai bahan dasar ekoenzim akan menghasilkan sabun disinfektan ramah lingkungan yang ekonomis dan bahkan bernilai jual,” ujarnya. Ia menegaskan, inovasi ini juga dapat mencegah penyakit berbasis lingkungan seperti diare, disentri, dan malaria.
Kegiatan melibatkan ibu-ibu PKK yang dibekali keterampilan memilah sampah organik, melakukan fermentasi ekoenzim, hingga menghasilkan sabun disinfektan berbahan alami. Sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan teknologi tepat guna dilakukan agar keterampilan ini dapat diterapkan secara mandiri.
Lurah Pesawahan, Musa Shaleh, S.I.Kom, menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini. Ia menuturkan, dari 117 kepala keluarga di wilayahnya, sekitar 80 persen termasuk kategori miskin, sementara produksi sampah rumah tangga mencapai 227 kilogram per hari, dengan 60 persen berupa sampah organik. “Selama ini, sampah rumah tangga belum dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karenanya, kehadiran program ini sangat membantu warga, khususnya ibu-ibu PKK, untuk mengolah sampah organik menjadi produk bermanfaat dan bernilai ekonomi,” ungkap Musa.
Kegiatan ditutup dengan uji coba sabun ECORIND, demonstrasi penggunaan, serta diskusi tentang strategi pemasaran, termasuk pemanfaatan platform digital agar produk lebih dikenal luas. Inovasi ini diharapkan tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.
Discussion about this post