KABUPATEN BOGOR, KabarSDGs – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi kolaborasi antara Pemerintah (pusat dan daerah), BUMN, dan swasta, untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur transportasi perkeretaapian yakni pengembangan Stasiun KRL Tigaraksa, di Tangerang, Banten dan Pembangunan Flyover di Tenjo, Kabupaten Bogor.
Pembangunan dan pengembangan kedua infrastruktur tersebut merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat (Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian), pemerintah daerah (Pemkab Tangerang dan Pemkab Bogor), PT KAI, dan pihak swasta yaitu PT Agung Podomoro Land Tbk.
“Hari ini kita lihat tiga hal dijalankan dengan baik. Pertama, memastikan memudahkan jangkauan aksesibilitas masyarakat ke simpul transportasi. Kedua, mengupayakan skema pendanaan kreatif tidak menggunakan APBN. Dan ketiga, menjadikan angkutan massal sebagai pilihan utama masyarakat,” ujar Menhub saat meninjau pencanangan pengembangan Stasiun ekstensi Tigaraksa dan pembangunan Flyover di Tenjo, Kabupaten Bogor, Sabtu (15/10).
Menhub mengapresiasi inisiatif yang dilakukan PT Agung Podomoro Land Tbk untuk membangun dua fasilitas yang akan mendukung peningkatan pelayanan KRL rute Jakarta – Rangkasbitung dan sebaliknya.
“Partisipasi inilah yang dibutuhkan dan menjadi contoh bagi swasta lainnya, di tengah keterbatasan APBN yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat lain yang lebih membutuhkan,” tutur Menhub.
Pengembangan Stasiun Tigaraksa yang mengusung konsep Transit Oriented Development (TOD) yang menghubungkan antara kawasan pemukiman PT Agung Podomoro Land dengan Stasiun KRL Tigaraksa, diharapkan semakin memudahkan masyarakat pemukiman sekitar untuk mengakses stasiun.
“Saya pesan integrasi angkutan antarmoda juga harus disiapkan baik itu oleh pemerintah maupun swasta,” ucap Menhub.
Lebih lanjut Menhub mengajak masyarakat untuk menggunakan angkutan umum massal dalam beraktivitas.
“Kalau menggunakan mobil pribadi dari Jakarta ke sini (Tenjo, Kabupaten Bogor) bisa dua jam lebih. Tetapi dengan KRL dari Palmerah ke sini tidak lebih dari 40 menit. Pemerintah sudah menyediakan banyak alternatif angkutan massal seperti MRT, LRT, BRT, dan KRL. Dengan naik angkutan massal maka lingkungan akan bersih, tidak macet, dan pengeluaran bisa lebih hemat,” kata Menhub.
Kota Podomoro Tenjo dibangun di lahan seluas 650 hektare dan terintegrasi langsung dengan Stasiun Tigaraksa, yang dilengkapi dengan akses Transjakarta, dan LRT. Lokasi TOD seluas 2,2 hektar juga dekat dengan pintu gerbang Tol Cileles, yakni hanya 2 km dari ruas tol Serpong – Balaraja. Waktu tempuh menuju Jakarta menjadi 40 menit dan menuju Serpong hanya 20 menit.
Pengembangan Stasiun Tigaraksa berkonsep TOD ini akan dilakukan dalam tiga seksi yaitu: Seksi A Renovasi Stasiun Tigaraksa Eksisting, Seksi B Jembatan pejalan kaki akses ke Stasiun Tigaraksa ekstension, dan Seksi C Pembangunan Stasiun Tigaraksa Ekstension.
Sementara itu, pembangunan fly over di Tenjo, Kabupaten Bogor, akan menghilangkan perlintasan sebidang, sehingga dapat meningkatkan aspek keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta.
Biaya pembangunan kedua proyek ini tanpa jaminan pemerintah atau tidak menggunakan dana APBN melainkan menggunakan dana dari badan usaha terkait. Skema yang digunakan dalam pengembangan Stasiun Tigaraksa yaitu konsesi dan pemanfaatan aset Barang Milik Negara/Sewa BMN.
Sehingga nantinya diharapkan pembangunan infrastruktur ini dapat menambah Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP.
Discussion about this post