JAKARTA, KabarSDGs — Pemerintah menjamin logistik alat material kesehatan untuk rumah sakit, laboratorium dan masyarakat umum dapat terdistribusikan merata ke semua daerah guna mendukung pencegahan dan penularan Covid-19.
“Distribusi logistik juga tidak hanya berbentuk alat pelindung diri (APD), tetapi juga logistik pendukung seperti. Per tanggal 17 November 2020, Satgas Penanganan Covid-19 telah mendistribusikan berbagai jenis almatkes,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Logistik almates tersebut, antara lain berupa masker bedah sebanyak 24 juta lebih, masker N-95 sebanyak 6 juta unit, medical glove sebanyak satu juta unit, portable ventilator sebanyak 1.200 unit, rapid test sebanyak 1,1 juta unit, reagen PCR sebanyak 3,7 juta unit dan reagen RNA sebanyak 2,9 juta unit.
Menurut dia, banyaknya jumlah almatkes yang telah didistribusikan ke berbagai daerah, merupakan bentuk nyata dukungan berbagai pihak terhadap upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. “Tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, maka capaian ini tentunya akan sulit untuk diraih,” ujarnya.
Almatkes yang sudah didistribusikan ini, kata Wiku modal bagi daerah untuk dapat semakin memasifkan 3T, yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan). Untuk itu, Satgas Penanganan Covid-19 pusat meminta daerah agar dapat memaksimalkan penggunaan almatkes yang sudah didistribusikan.
Wiku juga berpesan, agar pemerintah daerah segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat apabila menemui kendala agar dapat dicari jalan keluarnya. Dia meminta Satgas Covid-19 daerah, mohon bantuannya untuk memonitor ketersediaan dan cadangan almatkes di masing-masing fasilitas kesehatan di daerahnya. Jangan sampai layanan kesehatan terhambat akibat kurangnya ketersediaan alat material kesehatan.
Tren Kenaikan Kasus
Pada bagian lain, Wiku menyebutkan perkembangan mingguan kasus Covid-19 masih terdapat sejumlah catatan untuk beberapa provinsi. Dari data kenaikan dan penurunan kasus dalam 1 pekan terakhir, masih terdapat 22 provinsi dengan penambahan jumlah kasus dalam 1 pekan terakhir. Sedangkan 12 provinsi mengalami penurunan jumlah kasus.
“Hal ini sangat disayangkan mengingat lebih banyak provinsi dengan tren kenaikan daripada penurunannya,” ujanrya.
Ada 3 provinsi mendapat perhatian karena berada di urutan teratas perkembangan kasus per provinsi. Jawa Tengah urutan pertama dalam kenaikan kasus tertinggi, mencapai 2.377, disusul Jawa Barat naik 875 dan DKI Jakarta naik 793. Karena itu, harus terus ada evaluasi dilakukan dalam penerapan 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) yang sudah dilakukan.
Dari data yang dimaksud juga, ada 3 provinsi urutan terbawah yang mengalami kenaikan kasus paling sedikit. Ketiga provinsi mengalami kenaikan kasus namun dalam jumlah yang kecil. Tiga provinsi ini diminta untuk segera memasifkan lagi 3T dalam upaya melakukan deteksi dini.
“Semakin dini kasus ditangani, maka peluang kesembuhan akan semakin tinggi. Jika upaya ini dilakukan, ketiga provinsi dapat mengalami penurunan kasus pada pekan berikutnya,” pinta Wiku.
Selain memberikan catatan penanganan, Satgas Penanganan Covid-19 juga mengapresiasi 3 provinsi urutan teratas dalam angka penurunan kasus tertinggi. Yakni Kalimantan Barat turun 228 kasus, Jawa Timur turun 223 kasus dan Papua Barat turun 142 kasus.
Discussion about this post