JAKARTA, KabarSDGs — Sebanyak 95 persen masyarakat Indonesia setuju dengan kenaikan tarif cukai tembakau sebagai langkah efektif mengurangi konsumsi tembakau di Indonesia. Angka ini hasil akhir dari Pemilu Harga yang dihitung pada acara Malam Penghitungan Suara Festival Pemilu Harga, Jumat (23/10/2020).
“Masalah rokok menjadi salah satu halangan dalam pemenuhan Nawacita Pemerintahan Presiden Joko Widodo periode 2020-2024. Poin yang paling relevan upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia, pembangunan yang merata dan berkeadilan, serta kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa,” kata Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada Malam Perhitungan Suara Festival Pemilu Harga, di Jakarta, Jumat (23/10/2020).
Pemerinta, kata Muhadjir, mengalami dilema perihal kebijakan tarif cukai tembakau. Harga rokok yang mahal memang akan mengurangi akses masyarakat terhadap rokok yang beredar di pasaran. Namun hal ini justeru dapat membentuk industri rokok illegal dengan harga yang jauh lebih murah. Rokok murah illegal ini dikhawatirkan justru membuat jumlah perokok meningkat, bertentangan dengan tujuan awal.
“Kontrol harga rokok oleh pemerintah ini tentu akan diiringi dengan upaya pengurangan konsumsi masyarakat terhadap di kebijakan lainnya. Salah satunya yang tengah kami rencanakan adalah BPJS tidak akan kami berikan kepada perokok. Bagaimana aturannya, ini masih kami bicarakan,” katanya.
Maya Kornelia dari Puan Muda menyatakan, rokok yang semula hanya menyasar laki-laki, kini juga mulai menyasar perempuan. Industri rokok menyasar perempuan lewat packaging bungkus dan bentuk rokok yang lebih tipis. Hal ini tentu menambah jumlah perokok aktif di generasi muda.
Sejak Agustus hingga Oktober ini, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) melaksanakan Festival Pemilu Harga sebagai langkah sosialisasi kepada masyarakat perihal urgensi dinaikannya tarif cukai tembakau. Masyarakat dapat langsung ikut serta dalam pengendalian harga tembakau dengan melakukan voting apakah mereka setuju dengan harga rokok murah atau mahal lewat laman pulih kembali.org.
Keterlibatan masyarakat ini merupakan cerminan bahwa pengurangan konsumsi tembakau di Indonesia harus didukung oleh berbagai pihak, mulai dari masyarakat, pemerintah, aktivis, hingga akademisi.
Berbagai hiburan pun turut meramaikan acara ini, mulai dari live music, pembacaan puisi, pantomime, teatrikal anak, hingga stand-up comedy dari Fajar Nugra.
Acara ini diawali talkshow dengan berbagai narasumber yang mendukung kenaikan harga tembakau. Salah satunya Maya Kornelia dari Puan Muda yang membahas industri rokok dan kaitannya dengan perempuan. PULINA NITYAKANTI PRAMESI
Discussion about this post