Oleh : Kurnia Perdana (Pengamat dan Peneliti Keberlanjutan; Juri Tetap Pemilihan Duta Wisata Muli Mekhanai Kota Bandarlampung)
JAKARTA, KabarSDGs — Berbasis pada data Biro Pusat Statistik tahun 2021 tercatat ada 74.961 desa yang ditinggali oleh kurang lebih 42,1% penduduk Indonesia. Sementara catatan lain menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan, kesenjangan beberapa aspek seperti pendidikan dan kesehatan di desa masih sangat tinggi. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mengentaskan permasalahan yang ada. Salah satunya adalah melalui kebijakan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui program desa wisata.
Guna mendukung wilayah pedesaan sebagai basis pembangunan dan penciptaan sumber ekonomi yang bekelanjutan Pemerintah melalui Kemenparekraf menerbitkan Peraturan Menteri Parekraf Nomor 9/2021 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Salah satu aspek penting yang mendukung destinasi pariwisata berkelanjutan adalah desa wisata.
Desa wisata tidak hanya santer di Indonesia, namun juga di seluruh dunia. Pariwisata berkaitan erat dengan konsep comparative advantage. Melalui konsep ini pariwisata sebagai pasar bebas dapat tercipta. Argumen konsep comparative advantage adalah penciptaan produk dengan opportunity cost yang lebih rendah dengan menggunakan sumber dayanya yang langka untuk menghasilkan produk yang memberikan keunggulan. Jika produk tidak tersedia di dalam negeri, produk dapat dicari di pasar internasional. Ketika semua negara melakukannya, maka manfaat perdagangan bebas akan optimal, begitu juga dengan alokasi sumber daya. Hal ini teraplikasi dengan sempurna di dunia pariwisata.
Menggiatkan pariwisata dari desa akan mendatangkan banyak manfaat. Kemampuan masyarakat yang meningkat, terpeliharanya kearifan lokal (ekosistem lingkungan dan adat istiadat) yang menjadi daya tarik wisata, dan peningkatan pendapatan masyarakat lokal. Namun hal-hal mulia itu tentu akan terkikis hingga rusak apabila konsep keberlanjutan tidak diterapkan.
Peran Dunia Internasional
United Nation-World Tourist Organisation (UNWTO) sebuah organisasi pariwisata dunia yang mendorong promosi pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan dapat diakses secara universal dengan gencar mempromosikan pariwisata sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, pembangunan inklusif, dan kelestarian lingkungan. Terkait dengan desa wisata, UNWTO juga berfokus untuk menggulirkan inisiatif global untuk menyoroti desa-desa pengusung pelestarian adat, budaya dan tradisi, menerima keberagaman, menciptakan peluang serta menjaga keanekaragaman hayati.
Mulai tahun 2021, UNWTO mempromosikan dan meningkatkan peran pariwisata dalam menjaga lingkungan pedesaan termasuk lanskap, keanekaragaman alam dan budaya, sistem pengetahuan, serta nilai-nilai dan kegiatan lokal. Pada saat yang bersamaan, inisiatif ini juga mempromosikan pendekatan transformatif untuk pengembangan pariwisata di pedesaan yang berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs).
“Desa Wisata Terbaik UNWTO” bertujuan untuk mengakui contoh luar biasa dari tujuan wisata pedesaan dengan aset budaya dan alam yang unggul, yang melestarikan dan mempromosikan nilai-nilai, produk, dan gaya hidup berbasis masyarakat dan memiliki komitmen yang jelas terhadap keberlanjutan dalam semua aspeknya. Pariwisata pedesaan dinilai sebagai salah satu pendorong transformasi positif, pembangunan pedesaan dan kesejahteraan masyarakat.
Pada tahun 2021, lebih dari 40 desa dari lebih dari 30 negara di lima wilayah dunia (dari lebih dari 170 aplikasi) diakui sebagai Desa Wisata Terbaik dan 20 desa lainnya dipilih untuk berpartisipasi dalam program peningkatan kapasitas. Sebanyak 174 desa diusulkan oleh 75 Negara Anggota UNWTO untuk inisiatif percontohan 2021. 44 desa di antaranya diakui sebagai Desa Wisata Terbaik oleh UNWTO. 20 desa lainnya akan mengikuti Program Peningkatan Inisiatif. Ke-64 desa tersebut masuk untuk masuk menjadi bagian dari Jaringan Desa Wisata Terbaik UNWTO.

Program peningkatan ‘Desa Wisata Terbaik oleh UNWTO’ bertujuan untuk membantu sejumlah desa terpilih di antara mereka yang tidak sepenuhnya memenuhi kriteria untuk mendapatkan anugerah desa terbaik. Program ini didukung dari UNWTO dan mitra dalam meningkatkan kemampuan berbagai unsur yang teridentifikasi sebagai kesenjangan dalam proses evaluasi.
Program jaringan ‘Desa Wisata Terbaik oleh UNWTO’ menyediakan ruang untuk bertukar pengalaman dan praktik yang baik. Ini termasuk perwakilan desa yang diakui sebagai ‘Desa Wisata Terbaik oleh UNWTO’ serta mereka yang berpartisipasi dalam Program Peningkatan dan akan mendapat manfaat dari kontribusi para ahli, mitra sektor publik dan swasta yang terlibat dalam promosi pariwisata untuk pembangunan pedesaan. Jaringan ini juga berkontribusi pada kerja UNWTO dalam mengidentifikasi praktik yang baik, mengembangkan pedoman dan rekomendasi kebijakan serta wawasan dan pengetahuan.
Desa terbaik itu dievaluasi berdasarkan sembilan kriteria yaitu sumber daya budaya dan alam, promosi dan konservasi sumber daya budaya, keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan sosial, kelestarian lingkungan, potensi dan pengembangan pariwisata serta integrasi rantai nilai, tata kelola dan prioritas pariwisata, infrastruktur dan konektivitas, kesehatan, keselamatan dan keamanan.
‘Desa Wisata Terbaik oleh UNWTO 2021’ ada di Yogyakarta
Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil mendapatkan anugerah “Desa Wisata Terbaik oleh UNWTO” tahun 2021. Desa itu adalah Nglanggeran yang terletak 25 km dari kota Yogyakarta. Desa ini telah mengembangkan konsep pariwisata berbasis masyarakat. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, pekerja perkebunan dan peternak. Keindahan lanskap alamnya dan keunikan Gunung Api Purba (gunung berapi purba) menjadi daya tarik tersendiri di Nglanggeran. Pembentukan geologis gunung berapi menceritakan sejarah Oligo-miosen (zaman tersier) di daerah tersebut. Wisatawan dapat memilih aktivitas tracking menjelajahi bongkahan batu berukuran raksasa yang menjulang tinggi dan berfoto dengan lanskap hijau di latar belakang. Objek wisata ini juga merupakan bagian dari UNESCO Global Geopark Gunung Sewu.

Tinggal bersama masyarakat Nglanggeran di homestay setempat memberikan perasaan otentik berada di, dan menjadi bagian dari, pedesaan. Desa wisata Nglanggeran memiliki kurang lebih 80 homestay yang menawarkan kombinasi paket wisata lainnya. Selama kegiatan berlangsung, mereka dapat belajar tentang banyak hal: flora fauna, penanaman yang cocok, seni budaya, pengolahan cokelat, batik kayu, batik lukis tangan, peternakan kambing etawa, eco-spa dan belajar tentang tatakrama.
Bepergian ke Desa Nganggren tidak akan lengkap tanpa menikmati makanan khusus yang bersumber dari sumber lokal. Nglanggeran menawarkan produk cokelat khas, mulai dari minuman hingga berbagai macam cokelat olahan. Ada pusat suvenir yang menampilkan suvenir dan sejenisnya untuk dibeli pengunjung. Agrowisata pengolahan kakao dari awal hingga akhir adalah proposisi luar biasa Nglanggeran lainnya tentang pilihan wisata pedesaannya.
Penggunaan e-ticketing lebih diutamakan di Nglanggeran yang diinisiasi pada tahun 2015. Menjadi salah satu desa wisata yang menerapkan sistem e-ticketing, Nglanggeran dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengurangi penggunaan kertas, mengencangkan mekanisme pelayanan, meminimalisir kesalahan kebocoran/pencatatan keuangan, dan memfasilitasi transparansi kepada masyarakat. Tim pengelola mengunggah jumlah kunjungan total di situs web desa setiap 10 menit, untuk memungkinkan siapa saja memantau aktivitas di desa dengan mudah.
Kontribusi Desa Wisata Terhadap Sustainable Development Goals
Sebagian besar ‘Desa Wisata Terbaik oleh UNWTO’ adalah wisata pedesaan yang menjual keindahan alam. Alam pegunungan, pantai dan laut masih menjadi obyek unggulan yang kesemuanya adalah comparatie advantage. Pencanangan desa wisata ini mendorong kelembagaan masyarakat dan pemangku kepentingannya untuk memajukan potensi pariwisatanya dan menghasilkan pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan bahkan turut membiayai pembangunan dengan mengedepankan kelestarian alam dengan menjaga keanekaragaman hayati, mencegah perubahan iklim, reduksi dan transformasi energi, sebagai modal utama.
Selanjutnya dari sisi sosial kemasyarakatan, komunitas yang disatukan oleh kesamaan motif, tujuan dan kepentingan akan meningkatkan social resilience sehingga kemampuan masyarakat memenuhi kebutuhan ekonominya melalui pekerjaan yang layak pun akan meningkat. Selain itu berbagai kepentingan oleh para pemangku kepentingan mensyaratkan kerjasama antarmitra untuk mencapai tujuan. Hal itu akan berimbas pada tingginya kualitas kesehatan, pendidikan dan well being sehingga akan tercipta sustainable livelihood.
Inisiasi desa wisata penting untuk selalu digalakkan. Selain bertumbuh dari bawah dan melibatkan masyarakat langsung dengan kebiasaan adat istiadatnya, desa wisata juga dapat memberikan stimulan bagi pembangunan berkelanjutan secara makro. Desa wisata berkontribusi secara langsung terhadap Sustainable Development Goals nomor 1, 3, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17.
Discussion about this post