JAKARTA, KabarSDGs – Pemerintah berupaya menggenjot daya beli produk lokal. Melalui program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021 yang diluncurkan kemarin, daya beli masyarakat terhadap produk lokal diharapkan meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi terdongkrak.
“Program ini diluncurkan untuk mendorong branding produk lokal unggulan yang sudah dikurasi oleh banyak pihak,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Menurutnya, banyak sektor usaha di masa Pandemi Covid-19 yang mengalami masalah. Oleh karena itu, industri lokal harus tetap didukung. “Kegiatan itu akan didorong dengan sistem pembayaran nontunai agar lebih praktis dan terhindar dari kontak langsung,” ujarnya.
Kementerian Perhubungan, kata Budi, sudah melakukan beragam pelatihan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di lima destinasi wisata di Indonesia. “Kami melatih kemampuan secara teknis, seperti bagaimana cara memasarkan dan menyediakan tempat untuk memasarkan.”
Budi berharap proses kurasi produk dapat dilakukan secara berulang-ulang, sehingga dapat menciptakan produk unggulan. Hal itu dapat memberikan kesempatan bagi pelaku UMKM untuk melakukan produksi.
“Oleh karena itu, saya mengajak semua stakeholder, termasuk BUMN swasta, untuk mendukung para UMKM memberikan sumbangsih terhadap pertumbuhan ekonomi secara signifikan,” ujar dia.
Budi berharap produk lokal dapat tumbuh Sebagai industri baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) lahir sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk kebangkitan industri ekonomi kreatif tanah air agar menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Gerakan tersebut kemudian dijalankan dengan sinergi aktif dari 13 Kementerian/Lembaga di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. BBI juga mendorong pelaku UMKM go digital. Setidaknya, pada BBI 2020, sebanyak 3,4 juta UMKM tergabung dalam ekosistem digital.
“Gerakan ini sebagai bentuk kampanye nasional dalam mendorong pelaku UMKM untuk go digital, serta lebih meningkatkan kehadiran produk-produk lokal yang inovatif dan memiliki daya saing tinggi dengan memaksimalkan kearifan lokal sebagai ciri khas,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Gernas BBI, kata dia, juga mendorong untuk saling gotong-royong, gerak bersama dengan mencintai dan membeli produk-produk hasil UMKM.
Kemenparekraf, menurut Sandiaga, telah menginisiasi program Beli Kreatif Lokal pada tahun lalu. Selain kampanye untuk mendorong masyarakat lebih mencintai produk lokal, program tersebut juga memberikan berbagai pendampingan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kompetensi diri dan memberikan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi digital.
Dampak yang dirasakan pelaku UMKM dari program tersebut adalah meningkatnya kapasitas dan daya saing, sehingga karya yang dihasilkan mampu memiliki nilai jual yang tinggi dan berkualitas.
Data balikreatiflokal.id menyebutkan, tahun lalu program tersebut terbukti memberikan dampak besar. Dimana total revenue keseluruhan pelaku yang bergabung mencapai Rp 22,272,199,667 dan menyerap banyak tenaga kerja.
“Program pendampingan ini akan terus kita lakukan dan diperluas,” ujar Sandiaga.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan, gerakan ini merupakan bentuk semangat dan gotong royong yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan swasta dalam mendorong pelaku UMKM (Artisan Indonesia) untuk menghadirkan produk berkualitas.
“Kita melihat kemajuan dari setahun yang lalu, produk UMKM kita semakin baik. Ragam produk pilihan UMKM mengubah mindset kita terhadap produk Indonesia yang nyatanya memiliki kualitas premium dan membanggakan. Bangga menggunakan produk lokal adalah bentuk perjuangan bangsa kita pada saat ini,” kata Luhut.
Luhut mengungkapkan rasa senangnya karena banyak masyarakat Indonesia yang betul-betul membeli dan menggunakan produk-produk anak bangsa. “Saat ini, pembelanjaan produk artisan Indonesia juga sudah dipermudah melalui sistem pembayaran berbasis digital yaitu QRIS, yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia,” ujar Luhut.
Luhut berharap masyarakat Indonesia bisa bahu-membahu membantu pelaku UMKM agar bisa menghasilkan produk yang berkualitas. “Mari kita bersatu untuk meningkatkan kualitas dan penjualan produk lokal Indonesia. Kami yakin bahwa partisipasi dari semua pemangku kepentingan akan mampu menjaga momentum pemulihan perekonomian nasional,” kata Luhut.
Tiga Kunci Keberhasilan Gernas BBIu
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, terdapat tiga kunci utama untuk memperkuat Gernas BBI. “Pertama, sinergi berbagai pemangku kepentingan dalam mendorong UMKM unggulan di masing-masing daerah untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar,” kata dia.
Kedua, lanjutnya, kreativitas dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang dapat menarik pasar baik di dalam maupun luar negeri. “Sedangkan ketiga, digitalisasi, baik dalam perluasan pasar (onboarding), pengelolaan usaha, maupun sistem pembayaran.”
Bank Indonesia telah melakukan langkah-langkah terkait digitalisasi sistem pembayaran, khususnya implementasi QR Code Indonesian Standard(QRIS).
Melalui 46 Kantor Perwakilan di daerah, BI akan terus bersinergi mendukung tercapainya 30 juta UMKM terhubung dengan ekosistem digital (onboarding) pada tahun 2023, dengan berperan sebagai Movement Leader melalui berbagai program kreatif yang mengedepankan digitalisasi UMKM.
Peran tersebut dilakukan antara lain dengan memastikan produk UMKM dalam BBI terjaga kualitas dan kuantitasnya melalui program kurasi, menyelenggarakan berbagai kegiatan baik secara luring maupun daring, memperluas target merchant pengguna QRIS hingga 12 juta merchant pada 2021, dan mengkampanyekan Gernas BBI melalui berbagai kegiatan.
Perry mengatakan, pada tahun 2020, BI sebagai Movement Manager telah mengkampanyekan Gernas BBI dalam berbagai kegiatan, baik daerah, nasional, maupun internasional.
Berbagai kegiatan virtual seperti webinar, onboarding UMKM, showcase, expo, pendampingan, festival kreatif, fashion show, dan business matching yang diikuti oleh +70.000 UMKM ataupun wirausaha di seluruh Indonesia telah diselenggarakan melalui 46 Kantor Perwakilan BI di daerah.
BI juga turut mengkampanyekan produk dari 379 UMKM binaan BI melalui penyelenggaraan pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) secara virtual dalam 3 seri dan berpartisipasi dalam kegiatan internasional, seperti Indonesia Virtual Showcase pada Singapore Fair 2020.
Selain itu, kata Perry, BI juga mendorong digitalisasi sistem pembayaran menggunakan QRIS. Sepanjang tahun 2020 terjadi peningkatan jumlah merchant pengguna QRIS hingga mencapai 5,8 juta merchant dengan 84% diantaranya merupakan usaha berskala mikro dan kecil.
“Ke depan, BI akan selalu berkomitmen untuk terus mengembangkan UMKM agar dapat berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional, serta bersinergi dengan berbagai kementerian dan lembaga.” Nitya P
Discussion about this post