JAKARTA, KabarSDGs — Sebanyak 20.409 KK atau 66.400 jiwa warga empat kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, terdampak banjir dengan tinggi muka air beragam hingga 100 cm. Dilaporkan tidak ada laporan korban jiwa akibat peristiwa tersebut.
“Banjir dipicu salah satunya oleh hujan berintensitas tinggi pada Minggu (10/11). Curah hujan menyebabkan debit Sungai Citarum meluap, yang terpantau pada pukul 20.00 waktu setempat,” jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, di Jakarta, Senin (11/1/2021).
Menurut dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat 4 kecamatan terdampak di wilayahnya, antara lain Kecamatan Soreang, Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang. Dari keempat kecamatan, sebanyak 8 wilayah administrasi setingkat desa atau kelurahan terdampak banjir, antara lain Desa Cincing (Kecamatan Soreang), Desa Dayeuhkolot dan Kelurahan Pasawahan (Dayeuhkolot), Kelurahan Baleendah dan Andir (Baleendah), Desa Bojongsoang, Bojongsari dan Tegaluar (Bojongsoang).
Raditya mengatakan, data BPBD Kabupaten Bandung per Senin (11/1), pukul 06.00 WIB, sebanyak 20.409 KK atau 66.400 jiwa terdampak banjir ini. Di samping itu, BPBD memonitor adanya pengungsian di Kecamatan Dayeuhkolot. Jumlah warga yang mengungsi masih dalam pendataan petugas.
“Data yang berhasil dihimpun, warga terdampak di tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Dayeuhkolot 8.719 KK/ 26.078 Jiwa, Baleendah 9.208 KK/ 33.252 Jiwa dan Bojongsoang 2.482 KK/ 7.070 Jiwa. Sedangkan di Kecamatan Soreang, petugas masih melakukan pendataan,” jelasnya.
Sedangkan kerugian materiil, total sementara di tiga kecamatan rumah terendam 10.572 unit, sekolah 28 dan tempat ibadah 46.
“Kabupaten Bandung merupakan wilayah denganan langganan banjir. Dilihat dari InaRISK, wilayah ini merupakan salah satu kawasan dengan potensi banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 29 kecamatan dengan potensi bahaya tersebut, di antaranya keempat kecamatan yang mengalami banjir,” jelas Raditya.
Dia mengimbau untuk tetap waspada dan siaga, khususnya di tengah puncak musim hujan yang masih akan terjadi hingga Februari 2021.
Masyarakat dapat menggunakan aplikasi Info BMKG untuk mengetahui prakiraan curah hujan hingga tingkat kecamatan. Masyarakat yang tinggal di kemiringan, khususnya di kemiringan lebih dari 30 derajat untuk lebih waspada, terlebih apabila terjadi hujan di wilayah hulu.
Discussion about this post