Jakarta, Kabar SDGs – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mencatatkan kinerja impresif dengan pendapatan sebesar US$318,86 juta hingga akhir September 2025, melampaui target yang ditetapkan sebesar US$314,30 juta. Capaian tersebut meningkat 4,20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menegaskan posisi PGE sebagai penggerak utama transisi energi bersih nasional.
Direktur Keuangan PGE, Yurizki Rio, mengatakan keberhasilan ini merupakan hasil dari efisiensi operasional dan strategi investasi yang tepat, terutama setelah beroperasinya penuh Unit 2 PGE Lumut Balai berkapasitas 55 megawatt (MW) sejak Juni 2025. “Hasil positif tersebut menjadi semangat kami untuk terus memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan mempercepat transisi nasional menuju energi bersih,” ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Dalam laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2025, PGE juga mencatat laba bersih sebesar US$104,26 juta, EBITDA senilai US$248,97 juta, total aset mencapai US$2,96 miliar, serta kas dan setara kas sebesar US$628,12 juta. Aset lancar PGE turut meningkat dari US$828,56 juta menjadi US$831,78 juta dibandingkan posisi akhir 2024.
Direktur Operasi PGE, Ahmad Yani, menuturkan peningkatan pendapatan tahun ini tak lepas dari mulai beroperasinya sejumlah proyek strategis yang kini mulai memberikan hasil nyata. “Ke depan, kami akan terus mengakselerasi pengembangan proyek-proyek strategis lainnya untuk memperkuat portofolio panas bumi nasional,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menegaskan perusahaan terus mengejar target kapasitas terpasang sebesar 1 gigawatt (GW) yang dikelola secara mandiri dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Saat ini, PGE telah mengelola kapasitas 727 MW dari enam wilayah operasi.
Selain proyek Lumut Balai Unit 2, PGE juga tengah menggarap proyek Hululais Unit 1 & 2 dengan kapasitas 110 MW, proyek co-generation berkapasitas 230 MW, serta kegiatan eksplorasi di Wilayah Kerja Panas Bumi Gunung Tiga yang diresmikan oleh Presiden Prabowo pada Juni lalu.
Julfi menegaskan, seluruh langkah pengembangan tersebut tidak hanya berorientasi pada kinerja bisnis, tetapi juga pada manfaat nyata bagi masyarakat melalui pemanfaatan energi panas bumi yang bersih dan berkelanjutan. “Ini menjadi landasan kami dalam mengimplementasikan strategi beyond electricity dengan mengembangkan peluang bisnis panas bumi di luar kelistrikan,” pungkasnya.












Discussion about this post