Kabupaten Karawang, Kabar SDGs – Sebuah karya sinema bertajuk Pelangi di Tengah Hujan segera digarap dan dirilis oleh Lumbung Padi Picture bersama PT Jagat 58, dengan membawa misi kuat: menyuarakan pendidikan karakter dan mencegah perundungan sejak dini. Uniknya, 80 persen dari seluruh unsur film ini—baik pemain, kru, hingga manajemen—merupakan warga Karawang.
Film ini tidak hanya mengangkat cerita bernuansa lokal, tetapi juga dihidupkan sepenuhnya dari potensi daerah. Penulis cerita sekaligus penggagas ide film, Ritchie Freddy Suntara, menjelaskan bahwa inspirasinya muncul dari program pendidikan karakter ala barak militer yang dulu pernah digagas Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Namun, Pelangi di Tengah Hujan mengambil pendekatan yang berbeda, yaitu lewat narasi pembinaan mental anak sejak usia dini tanpa kekerasan struktural.
“Karawang kan tidak menerapkan pendidikan model barak militer. Jadi, kami meramu cerita yang mengarah ke pembinaan karakter anak lewat pendekatan humanis,” ujar Ritchie, Senin (14/7/2025).
Pusat cerita berfokus pada sosok Aira, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang akan menjadi ikon utama film ini. Aira adalah anak asli Karawang yang diharapkan mampu membawa karakter kuat dan menggugah simpati penonton dalam menapaki alur cerita yang penuh dinamika.
Seluruh proses pengambilan gambar juga akan dilakukan di berbagai lokasi di Kabupaten Karawang. Hal ini tak hanya menampilkan keindahan alam dan budaya setempat, tetapi juga menguatkan identitas lokal sebagai bagian dari daya tarik film.
Sementara itu, sutradara Pelangi di Tengah Hujan, Asdiana, menambahkan bahwa film ini bukan sekadar karya hiburan, melainkan media edukasi. Tujuannya jelas: mengajak anak-anak bangsa untuk menjauhi praktik perundungan (bullying) dan menanamkan kembali nilai-nilai kesopanan yang mulai luntur oleh zaman.
“Nuansa Karawang sangat kental. Bahkan manajemen film pun sebagian besar dari Karawang. Kami akan melibatkan bintang nasional agar film ini bisa bersaing dan menembus pasar nasional maupun internasional,” katanya.
Proses casting telah dimulai sejak awal Juni 2025 dengan melibatkan juri dari Jakarta. Sekitar 40 hingga 60 pemain akan terlibat dalam produksi, yang dijadwalkan mulai syuting pada 26 Juli 2025. Asdiana melihat potensi besar di kalangan pemula Karawang yang punya kemauan kuat untuk berkembang di dunia perfilman.
Dengan seluruh rangkaian produksi yang bertumpu pada potensi lokal dan pesan moral yang kuat, film Pelangi di Tengah Hujan diharapkan menjadi cermin dari komitmen Karawang dalam menyuarakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek pendidikan berkualitas (Goal 4), komunitas inklusif dan aman (Goal 11), serta kemitraan yang produktif dalam industri kreatif (Goal 17).
Discussion about this post