Jakarta, Kabar SDGs – Tidak ada salahnya untuk menjelajahi keindahan alam di bagian selatan Jawa Timur. Terutama, di bagian perbatasan antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang. Meskipun belum sepopuler destinasi wisata di Kota Batu atau Banyuwangi, terdapat beberapa tempat wisata menarik di daerah ini, salah satunya adalah Air Terjun Tumpak Sewu.
Destinasi ini sangat cocok bagi mereka yang menginginkan penyembuhan jiwa dengan menikmati keindahan alam yang segar dan menakjubkan. Menurut informasi dari Disbudpar Pemprov Jawa Timur, air terjun Tumpak Sewu terletak di antara Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, dan Desa Sidorenggo di Kabupaten Malang. Wisata alam ini terletak dalam lembah curam yang memanjang, dengan ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut. Air terjun ini juga terletak di lereng Gunung Semeru.
Dikenal juga dengan sebutan lain Coban Sewu, tempat wisata ini memiliki ketinggian sekitar 120 meter. Dengan ketinggian tersebut, ditambah dengan formasi unik dan aliran air yang melebar seperti tirai besar, Air Terjun Tumpak Sewu banyak dianggap sebagai salah satu air terjun terindah di Pulau Jawa.
Mengenai sumber aliran airnya, Tumpak Sewu berasal dari Sungai Glidih yang bersumber dari Gunung Semeru. Sementara itu, nama Tumpak Sewu berasal dari bahasa Jawa Kuno, dengan tumpak berarti ‘sabtu’ dan sewu berarti ‘seribu’. Nama sewu diperoleh karena aliran air di Tumpak Sewu terdiri dari beberapa bagian dan tetap melimpah meskipun di musim kemarau.
Tidak hanya itu, karena pesonanya, Tumpak Sewu sering kali dibandingkan dengan Niagara Falls di Indonesia. Niagara Falls adalah salah satu air terjun terbesar dan paling terkenal yang terletak di Amerika Utara. Hal ini disebabkan oleh kemiripan bentuk aliran air yang mengalir di kedua air terjun tersebut, yang sama-sama menyerupai tirai.
Jika beruntung, pengunjung bisa melihat fenomena pelangi yang muncul akibat cahaya matahari yang berinteraksi dengan air terjun. Perpaduan ini semakin menambah daya tarik pada destinasi wisata ini.
Bagi mereka yang berminat untuk mengunjungi lokasi, jarak dari pintu masuk sekitar 400 meter, yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 10 hingga 15 menit dengan berjalan kaki. Pengunjung disarankan untuk menggunakan sepatu yang sesuai untuk mendaki, seperti sepatu gunung atau sepatu hiking. Ini bertujuan agar pijakan lebih aman dan mengurangi risiko tergelincir.
Dalam perjalanan menuju air terjun, pengunjung akan melewati jalan setapak yang dikelilingi oleh kebun milik masyarakat lokal dan deretan warung. Setelah tiba di lokasi Air Terjun Tumpak Sewu, pengunjung akan dihadapkan pada dua pilihan spot, yaitu di spot Panorama Tumpak Sewu atau menuruni tebing ke dasar air terjun.
Spot Panorama Tumpak Sewu adalah titik termudah untuk menikmati air terjun ini. Sementara itu, jalur menuju ke bawah dengan menuruni tebing cukup menantang karena jalurnya yang licin dan curam. Namun, banyak wisatawan yang mencoba jalan ini karena rasa penasaran akan keindahan Air Terjun Tumpak Sewu dari bawah.
Destinasi wisata Air Terjun Tumpak Sewu terbuka setiap hari dari pukul 07.00 WIB hingga 17.00 WIB. Bagaimana cara pergi ke sana? Meskipun terletak di perbatasan antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, para pelancong biasanya memilih rute dari Kabupaten Lumajang melalui Jalan Nasional rute 3 yang melintasi selatan Jawa Timur, untuk menuju lokasi air terjun Tumpak Sewu.
Apabila berangkat dari Malang, wisatawan dapat mengambil jalur perjalanan Bululawang-Dampit-Tirtomoyo-Pronojiwo yang mengarah ke perbatasan Lumajang dan Malang. Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam. Sesampainya di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, pengunjung akan menemukan pintu masuk objek wisata Air Terjun Tumpak Sewu. Para pelancong bisa langsung parkir di area wisata. Air terjun Tumpak Sewu dapat dengan mudah diakses menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum, seperti minibus, dari Malang atau Lumajang.
Discussion about this post