BOGOR, KabarSDGs – Genome editing atau sering disebut juga gene editing, adalah teknologi terbaru yang digunakan untuk meningkatkan tanaman unggul. Meskipun dalam prosesnya menggunakan teknologi rekombinan DNA, produk akhir dari genome editing dapat didesain agar tidak mengandung DNA asing.
Seorang peneliti di Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN, Dr. Sri Koerniati, M.Sc. dalam acara Friday Scientific Sharing Seminar (FS3) Series 18 pada hari Jumat (09/06) mengatakan, genome editing memiliki potensi untuk mempercepat proses pemuliaan komoditas pertanian guna menjaga keberlanjutan ketahanan pangan di era perubahan iklim yang berlangsung dengan cepat dan memengaruhi peningkatan produksi pertanian di Indonesia dan dunia, ujarnya.
“Ada beberapa teknologi yang digunakan sebelumnya untuk melakukan perubahan DNA pada organisme, antara lain Meganuclease, Zinc Finger Nucleases (ZFN), Talen, dan Clustered Regulatory Interspaced Short Palindromic Repeats (CRISPR/Cas9),” ujarnya
Sri menambahkan, di antara teknologi-teknologi tersebut, CRISPR/Cas9 adalah teknik terbaru dan paling kuat dalam melakukan genome editing.
“Produk yang dihasilkan dari genome editing telah menunjukkan keberhasilan yang menjanjikan. Sebagai contoh, kentang tetap terlihat bagus meskipun sudah dikupas, sedangkan jagung menjadi lebih tinggi karena kehadiran amilo protein sehingga rasanya lebih enak,” ungkapnya
Sri meneruskan, sedangkan tomat dengan kandungan y-aminobutyric acid (GABA) yang tinggi dapat membantu menurunkan tekanan darah dan memberikan efek relaksasi. Selain itu, tanaman yang menghasilkan minyak yang sesuai juga memiliki manfaat bagi kesehatan.
Sementara itu, Mariana Wahyudi, seorang peneliti dari Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya, menyampaikan materi mengenai peran bioteknologi pada terapi asma.
“Asma adalah gangguan inflamasi kronis yang mempengaruhi saluran pernapasan menuju paru-paru,” jelasnya.
ariana melanjutkan, penyebabnya antara lain adalah penyempitan saluran napas, inflamasi saluran napas, dan hiperresponsivitas saluran napas.
Discussion about this post