BANDUNG, KabarSDGs – Kepala Pusat Riset Mekatronika Cerdas (PRMC) BRIN Yanuandri Putrasari menghadiri penandatanganan kerja sama antara PRMC BRIN dengan Fakultas Teknik Universitas Sangga Buana (FT USB), di Gedung E-USB, Bandung, Rabu (5/4). Kerja sama terkait mewujudkan atau membuat kendaraan otonom level 4.
Yanuandri mengatakan, pada level 4 ini, nantinya sistem sudah bisa melakukan semua kegiatan berkendara, di mana pengemudi dapat mengabaikan perjalanan dan melakukan kegiatan lain.
“Salah satu tantangan mewujudkannya terletak pada sistem pengereman yang mumpuni. Sistem yang tidak hanya akurat dan aman, tetapi juga nyaman bagi pengendara di dalamnya,” ujarnya dalam siaran tertulisnya.
Yanuandri menganalogikan sistem pengereman pada kendaraan listrik layaknya mekanisme pada tubuh manusia. Menurutnya, mata akan mengirimkan sinyal kepada otak tentang kondisi di depan ketika kita berjalan atau berlari.
“Entah kondisi jalanan yang sepi atau justru memiliki halangan. Otak lalu memberikan perintah kepada tubuh untuk menghindari atau dalam hal ini berhenti,” ungkapnya.
Yanuandri melanjutkan, namun dalam praktiknya, implementasi tersebut jauh lebih kompleks. Ia menegaskan, sistemnya tidak semudah yang dipikirkan.
Diketahui, pada prototipe kendaraan listrik sebelumnya, Micro Electric Autonomous Vehicle (MEVi) sesungguhnya tim sudah membenamkan pengereman otomatis. Akantetapi, sistemnya masih secara on/off sehingga mobil yang tengah bergerak akan sekonyong-konyong berhenti.
“Bayangkan ketika kecepatan tinggi, mobil berhenti begitu saja,” imbuh Yanuandri.
Dikarenakan itu, perlu ada penyesuaian jarak antara kendaraan listrik dengan benda atau rintangan yang ada di depannya. Kecepatan dikurangi perlahan sehingga pengemudi nyaman. Karena itulah, tim riset sedang berupaya mendesain dari awal sistem pengereman darurat.
Sistem tersebut akan diimplementasikan pada platform kendaraan listrik baru yang spesifikasi teknisnya didesain sedemikian rupa. Misalnya, seukuran kendaraan penumpang kecil dua penumpang hingga minibus yang dapat menggunakan perangkat otomotif standar.
“Teman-teman USB ini akan memberikan supporting SDM baik dari mahasiswa maupun dosen akan terlibat dalam penelitian tersebut,” jelas Yanuandri.
Ia percaya, teknologi kendaraan listrik level 4 yang menjadi target tahun ini akan terwujud. Tantangan lainnya, bagaimana implementasi mobil listrik otonom ini ke depannya.
Yanuandri juga berharap, kendaraan otonom kelak justu bisa menjadi sumber pelajaran bagi para pengguna agar lebih tertib berkendara.
Rektor USB, Didin Saepudin mengaku, sangat bahagia dapat menjadi bagian dari kolaborasi ini. Ia memandang, BRIN sebagai lembaga yang memiliki banyak ahli.
Menurutnya, penandatanganan kerja sama hari ini bisa menandai upaya FT USB dalam meraih kesempatan untuk lebih maju di masa mendatang.
“Terlebih bagi para mahasiswa yang harus terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi, khususnya mekatronika. Kalau kita tidak mengikuti hal-hal tersebut, maka kita akan tertinggal,” tegas Didin.
Discussion about this post