DENPASAR, KabarSDGs – Identifikasi spesies ikan merupakan peran penting dalam menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan dari hulu sampai hilir. Kesalahan dalam mengidentifikasi spesies ikan, terutama ikan kakap dan kerapu laut dalam yang sangat beragam, dapat menyebabkan penolakan di negara-negara tujuan ekspor.
Dalam rangka mendukung pengelolaan perikanan kakap dan kerapu laut dalam di Indonesia, Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menyelenggarakan “Pelatihan Identifikasi 100 Spesies Ikan Kakap dan Kerapu Laut Dalam”.
Pelatihan ini diadakan pada tanggal 25-26 Mei 2023 di aula Kantor Balai KIPM Denpasar. Peserta yang hadir mencakup perwakilan dari beberapa instansi, termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Balai KIPM Denpasar, Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan, Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Benoa, serta beberapa organisasi kelautan dan perikanan seperti Yayasan Rekam Jejak Alam Nusantara, Forum Ilmiah Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan, dan YKAN.
Selain itu, perusahaan perikanan yang aktif dalam pengolahan dan perdagangan ikan kakap dan kerapu laut dalam di Provinsi Bali dan sekitarnya juga turut serta dalam pelatihan ini.
Selain peserta dari dalam negeri, perwakilan perusahaan pembeli dari Singapura dan Unit Pengolahan Ikan (UPI) dari Provinsi DKI Jakarta yang terlibat dalam Fisheries Improvement Project – Indonesia Deepwater Groundfish Fisheries juga ikut serta dalam pelatihan ini karena mereka menyadari pentingnya identifikasi spesies ikan dalam proses bisnis mereka.
Kepala Balai KIPM Denpasar, Anwar, menjelaskan pentingnya melatih para pelaku usaha dalam mengidentifikasi spesies ikan kakap dan kerapu.
“Data yang akurat mengenai produk perikanan kakap dan kerapu ini akan mempermudah BKIPM dalam melakukan pengecekan dan melaporkan data lalu lintas produk perikanan. Selain itu, sistem ketertelusuran dan transparansi juga akan meningkat dengan adanya identifikasi yang tepat,” ujarnya dalam siaran tertulisnya.
Sebelumnya, pelatihan serupa telah dilakukan sebanyak tiga kali pada tahun 2018 dengan Balai Besar KIPM-Makassar, tahun 2019 dengan BKIPM Pusat – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, dan tahun 2021 dengan BKIPM Pusat – KKP di Bali. Pelatihan tahun 2021 di Bali merupakan pelatihan untuk pelatih (Training of Trainers/ToT).
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Putu Sumardiana, identifikasi spesies ikan kakap dan kerapu laut dalam memegang peranan penting dalam seluruh kegiatan perikanan.
“Di Provinsi Bali, perikanan kakap dan kerapu memiliki peran strategis dengan tingkat lalu lintas produk yang tinggi. Oleh karena itu, keakuratan data mengenai jenis ikan ini sangat diperlukan untuk pengelolaan yang baik,” ungkapnya.
Pelatih utama identifikasi 100 spesies, Geertruidha Adelheid Latumeten atau Hilda menjelaskan, tingginya keanekaragaman jenis ikan di Indonesia dan kemiripan antara spesies menjadi tantangan dalam mengidentifikasi dengan akurat.
“Kemampuan identifikasi spesies ikan ini sangat penting untuk berbagai pihak, mulai dari observer, enumerator, UPI, hingga instansi seperti BKIPM. Dengan identifikasi yang akurat, kondisi sumber daya ikan di suatu wilayah dapat diketahui dan tindakan pengelolaan yang tepat dapat dirancang,” jelasnya.
Dengan adanya pelatihan ini, lanjut Geertruidha, diharapkan kemampuan identifikasi spesies ikan kakap dan kerapu laut dalam dapat didistribusikan secara merata.
“Selain itu, penggunaan nama ilmiah ikan juga didorong untuk mempermudah pelaporan dan memastikan keseragaman dalam penamaan spesies ikan di seluruh daerah di Indonesia dan secara internasional,” pungkasnya.
Discussion about this post