JAKARTA, KabarSDGs – Kementerian Agama berencana untuk mengadakan pemantauan hilal awal bulan Zulhijah 1444 H/2023 M pada hari Minggu, 18 Juni 2023, yang bersamaan dengan tanggal 29 Zulkaidah 1444 H. Pemantauan ini akan dilakukan di 99 lokasi di seluruh Indonesia. Hasil pemantauan hilal ini akan menjadi acuan dalam menentukan waktu pelaksanaan Iduladha 1444 H.
“Dalam rangka menentukan awal bulan Zulhijah 1444 H, kami akan melaksanakan pemantauan hilal pada hari Ahad, tanggal 18 Juni 2023 M, yang bersamaan dengan tanggal 29 Zulkaidah 1444 H. Pemantauan ini akan dilakukan di 99 lokasi di seluruh Indonesia,” jelas Adib, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Selasa (13/6/2023).
Adib menerangkan, semua sistem hisab sepakat bahwa ijtimak, yaitu saat hilal terlihat, menjelang bulan Zulhijah 1444 H akan terjadi pada hari Ahad, tanggal 18 Juni 2023 M, sekitar pukul 11.37 WIB, yang bersamaan dengan tanggal 29 Zulkaidah 1444 H.
“Pada hari pemantauan, tanggal 29 Zulkaidah 1444 H, yang juga merupakan hari Ahad, tanggal 18 Juni 2023 M, tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia di atas ufuk berkisar antara 0° 11,78′ (nol derajat sebelas koma tujuh puluh delapan menit) hingga 2° 21,57′ (dua derajat dua puluh satu koma lima puluh tujuh derajat menit), dengan sudut elongasi antara 4,39° (empat koma tiga puluh sembilan derajat) hingga 4,93° (empat koma sembilan puluh tiga derajat),” terangnya.
Adib menekankan, penetapan Isbat awal bulan Zulhijah 1444 H akan menunggu hasil pemantauan hilal di seluruh Indonesia, yang akan dilakukan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan Peradilan Agama, Ormas Islam, dan instansi lainnya setempat.
Kepala Subdit Hisab Rukyat dan Syariah, Ismail Fahmi, menambahkan bahwa Sidang Isbat Awal Zulhijah 1444 H akan diselenggarakan di Auditorium HM. Rasjidi, Kantor Kemenag, Jakarta.
“Sidang tersebut akan dihadiri oleh sejumlah Duta Besar Negara-negara Sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), serta Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” ungkapnya.
Selain itu, lanjut Ismail, Sidang Isbat juga akan dihadiri oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BR
IN), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Lembaga dan instansi terkait, Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, dan Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Islam serta Pondok Pesantren.
Discussion about this post