Tumiur menyampaikan bahwa sistem ini akan berbasis aplikasi digital yang bisa diakses melalui web, aplikasi seluler, dan bahkan WhatsApp. Kehadiran teknologi ini diharapkan mempermudah petani, penyuluh, dan pemerintah daerah dalam mengakses serta memperbarui data pertanian secara real-time. Dengan sistem ini, informasi mengenai jadwal tanam, prediksi hasil panen, dan proyeksi harga pascapanen akan tersedia dalam satu platform yang dapat diandalkan.
Pengembangan aplikasi tersebut saat ini sedang dalam tahap penyempurnaan oleh Yayasan Parhobas Indonesia Wibawa. Dalam pertemuan itu, Ir. Febri Wibawa Parsa Sihombing dari pihak yayasan memperkenalkan aplikasi Among Tani, yang dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan data pertanian di tingkat kabupaten. Menurutnya, aplikasi ini akan menjadi yang pertama di Indonesia dalam kategori serupa.
Data yang tersedia dalam Among Tani nantinya akan diperoleh melalui input langsung dari petugas penyuluh lapangan (PPL) dan juga para petani, namun dengan sistem validasi yang ketat oleh PPL. Dengan begitu, akurasi dan keandalan data akan terjamin. Lebih dari itu, petani akan dapat mengakses informasi seperti kondisi pH tanah, rekomendasi jenis tanaman yang cocok, masa panen ideal, hingga estimasi harga pasar.
Melalui inovasi ini, Pemerintah Kabupaten Samosir berharap dapat meningkatkan efisiensi produksi pertanian dan ketahanan pangan daerah, sekaligus memberikan kemudahan bagi petani dalam pengambilan keputusan berbasis data. Langkah ini dinilai sejalan dengan upaya daerah dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan, khususnya pada sektor pertanian berbasis teknologi.
Discussion about this post