Blitar, KabarSDGs – Dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan hewan ternak, Animal Friends Jogja (AFJ) menyelenggarakan diskusi peternak yang berjudul “Penerapan Kesejahteraan Hewan dan Pengelolaan Peternakan Ayam Petelur Bebas Sangkar,” di ruang Sasana Mulya, Pendapa Ageng Hand Asta Sih, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Rabu, 7 Mei lalu.
Acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada peternak tentang signifikansi kesejahteraan hewan, serta menjelaskan bagaimana sistem peternakan ayam petelur tanpa kandang dapat menjadi pilihan yang lebih etis dan menghormati prinsip-prinsip kesejahteraan hewan.
Jawa Timur dikenal sebagai pusat produksi pangan nasional, khususnya dalam hal telur ayam. Pada skala nasional, Kabupaten Blitar bahkan berkontribusi hingga 30 persen dari total kebutuhan telur. Sayangnya, mayoritas peternak di Blitar masih mengandalkan penggunaan sistem kandang baterai, yang menghalangi ayam untuk berperilaku secara alami seperti bertengger, bersarang, mandi debu, dan bergerak secara leluasa.
Diskusi ini dihadiri oleh 41 peternak dari Kabupaten Blitar dan menampilkan tiga pembicara kunci yang menguraikan berbagai aspek terkait peternakan ayam petelur tanpa kandang.
Anom Yusuf Tri Bambang Susilo dari Indonesian Program Associate Global Food Partners membahas cara pengelolaan peternakan sistem bebas sangkar dan potensi pengembangannya ke depan.
Sementara itu, Agung Setyoleksono dari Peternakan Tri Manunggal Bhakti menjelaskan tentang pengelolaan peternakan postal, dan Eko Susanto, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, menjabarkan mengenai peran lembaganya dalam pengawasan kesejahteraan hewan dan sistem peternakan ayam petelur bebas kandang.
“Permintaan terhadap telur bebas kandang semakin meningkat, baik dari kalangan konsumen lokal maupun di pasar internasional. Namun, ketersediaan saat ini masih sangat terbatas. Ini menunjukkan bahwa terdapat peluang yang besar bagi para peternak untuk memanfaatkan sistem bebas kandang dalam industri mereka,” jelas drh. Desti Ika Yanti, spesialis kesejahteraan hewan AFJ, dalam pernyataan tertulis pada Kamis, 8 Mei.
“Dalam pemeliharaan ayam dengan sistem bebas kandang terdapat beberapa tipe, seperti postal, free-range, veranda, multitier, dan pasture-raised. Sistem ini memberi ayam kesempatan untuk mengekspresikan perilaku alaminya, yang mencakup bertengger, bersarang, mencari makanan, dan mandi debu. Ini merupakan usaha untuk menjaga kesejahteraan hewan,” ungkap Anom Yusuf Tri Bambang Susilo.
Eko Susanto, perwakilan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, menambahkan, “Dengan memperhatikan tren pasar di Asia dan dunia yang semakin mengedepankan kualitas dan etika, serta menyadari bahwa perubahan pasar akan terus berlanjut seiring dengan pengetahuan konsumen yang semakin tinggi, ini merupakan langkah strategis bagi pemilik peternakan untuk beradaptasi terhadap perkembangan ini. Oleh karena itu, kami mendukung para peternak di Blitar untuk mulai menerapkan sistem bebas kandang sebagai alternatif yang lebih sehat, beretika, dan memiliki potensi pasar yang jelas.”
“Kami berharap, diskusi ini bisa menjadi langkah awal bagi peternak Blitar untuk memahami lebih lanjut mengenai sistem bebas kandang yang berfokus pada kesejahteraan hewan. Sistem ini bukan hanya memenuhi standar kesejahteraan hewan, tetapi juga merupakan inovasi usaha yang memiliki daya tarik serta daya tawar di pasar tertentu,” ujar drh. Desti Ika Yanti, mengakhiri acara.
Dengan semakin banyaknya peternak di Blitar yang memahami sistem peternakan bebas kandang, diharapkan akan muncul lebih banyak inisiatif yang mendukung peningkatan kesejahteraan ayam petelur.
Peralihan menuju sistem ini tidak hanya memberikan ruang yang lebih untuk ayam, tetapi juga melambangkan langkah menuju masa depan yang lebih penuh kasih dan perhatian terhadap makhluk hidup lainnya.
Discussion about this post