• HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
11 November 2025
No Result
View All Result
Kabar SDGs
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
No Result
View All Result
Kabar SDGs
No Result
View All Result
Home SUSTAINABILITY LINGKUNGAN

ITS Buat Terumbu Karang Buatan sebagai Pemecah Gelombang

by SDGS Admin
1 Mei 2025
ITS Buat Terumbu Karang Buatan sebagai Pemecah Gelombang
20
SHARES
124
VIEWS
Bagikan di FacebookWhatsapp

Jakarta,Kabar SDGs – Indonesia sebagai negara tropis cenderung memiliki banyak wilayah pesisir, sehingga menyebabkan fenomena abrasi pantai pun sering terjadi.

Guna mengatasi fenomena tersebut, Guru Besar ke-220 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Ir Haryo Dwito Armono ST MEng PhD IPM ASEAN Eng menginovasikan struktur pemecah gelombang dengan memanfaatkan terumbu karang buatan sebagai upaya building with nature.

BACA JUGA

BMKG dan Mahasiswa Gorontalo Bahas Dinamika Kelautan

BMKG dan Mahasiswa Gorontalo Bahas Dinamika Kelautan

3 Mei 2025
PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi

23 April 2025
BRI Menanam Grow dan Green Targetkan Terbangunnya Kesadaran Jaga Ekosistem Laut

BRI Menanam Grow dan Green Targetkan Terbangunnya Kesadaran Jaga Ekosistem Laut

27 Februari 2025

“Building with nature adalah konsep pembangunan yang mengintegrasikan proses alami dalam perencanaan dan desain infrastruktur,” kata Haryo Dwito Armono, Profesor dari Departemen Teknik Kelautan ITS dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (24/4/25).

Dalam hal ini, Haryo memanfaatkan terumbu karang buatan sebagai bentuk pendekatan untuk mengembalikan keberadaan terumbu karang yang kini mulai punah.

Bahkan ia menyebutkan bahwa dalam 20 tahun ke depan, 70 – 90 persen keberadaan terumbu karang di Indonesia terancam punah. Hal ini pun semakin didukung dengan adanya pemanasan global yang menyebabkan kenaikan suhu air laut.

“Jika terus dibiarkan, keberadaan ikan pun akan terancam dan hasil tangkap ikan nelayan ikut menurun,” tambahnya.

Lebih lanjut, lelaki kelahiran Belitung, 10 Agustus 1968 itu mengungkapkan jika efek samping pemanasan global juga menyebabkan naiknya permukaan air laut. Hal ini dapat menyebabkan bencana seperti abrasi pantai. Abrasi pantai disebabkan oleh hantaman ombak yang terus menerus, sehingga menyebabkan perubahan garis pantai.

“Jika tidak diatasi, abrasi pantai dapat merusak fasilitas sekaligus rumah warga yang ada di sekitarnya,” ujarnya mengingatkan.

Melalui orasi ilmiah untuk pengukuhannya sebagai profesor ITS, Haryo pun menggagas inovasi yang mampu mengatasi kedua masalah tersebut. Ia menciptakan struktur pelindung pantai ramah lingkungan bernama Hexareef. Yakni merupakan batuan pemecah gelombang berbentuk segi enam yang ditanamkan vegetasi terumbu karang buatan di permukaannya.

“Di tiap sisi juga dilengkapi beberapa lubang untuk memudahkan sirkulasi arus gelombang laut sehingga tidak merusak struktur,” imbuhnya.

Lebih lanjut, lelaki berkacamata ini menyebutkan bahwa batuan tersebut memiliki diameter 60 sentimeter dengan tinggi 80 sentimeter. Dalam aplikasinya, struktur pemecah gelombang itu disusun terendam di bawah permukaan air laut. Posisi batuan dipasang sejajar satu sama lain hingga mencapai panjang kurang lebih 50 – 100 meter.

Tidak hanya dimanfaatkan sebagai pemecah gelombang, Hexareef juga bermanfaat sebagai salah satu objek wisata bahari. Hal ini disebabkan karena terumbu karang yang ada di permukaan batuan memiliki daya tarik tersendiri untuk memikat mata para pengunjung.

“Suasana saat sunset dan sunrise bersama dengan deburan ombak pun semakin menambah keindahan pantai,” beber pengajar di Laboratorium Teknik Pantai dan Pelabuhan, Departemen Teknik Kelautan ITS ini.

Sejalan dengan hal tersebut, inovasi yang merujuk pada Sustainable Development Goals (SDGs) poin 14 terkait menjaga ekosistem laut ini pun sudah diimplementasikan di beberapa lokasi. Haryo menyebutkan jika salah satunya ada di Desa Tlangoh, Kabupaten Bangkalan, Madura dan di Papua Paradise Eco-Resort, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Di dua lokasi itu, adanya Hexareef mampu meningkatkan pendapatan dari lokasi wisata bahari serta dapat memperbaiki kembali garis pantai yang sebelumnya terkikis.

Melalui respon yang baik dari masyarakat, Haryo pun berharap agar Hexareef dapat digunakan oleh berbagai pihak, terutama oleh pemerintah. Mengingat, inovasi yang ramah lingkungan tersebut mampu mencegah abrasi pantai sekaligus sebagai upaya pemulihan ekosistem laut. “Dengan demikian, upaya ini mampu untuk meminimalisir adanya abrasi dan kerusakan fatal sebagai akibat dari fenomena tersebut,” tutur Haryo penuh harap.

Share8SendTweet5
Previous Post

Karyawan Tanpa Slip Gaji Bisa “Sewa-Beli” Rumah atau Apartemen Dengan Metode Rent to Own

Next Post

Lapangan Arun Diproyeksikan untuk Jadi Proyek Strategis Nasional

Next Post
Lapangan Arun Diproyeksikan untuk Jadi Proyek Strategis Nasional

Lapangan Arun Diproyeksikan untuk Jadi Proyek Strategis Nasional

Komoditi Biji Kopi Gayo Akan Segera Bisa Dilacak dengan Sistem Digital

Komoditi Biji Kopi Gayo Akan Segera Bisa Dilacak dengan Sistem Digital

Discussion about this post

NEWS UPDATE

Qaniacraft Ecoprint Jadi Inspirasi UMKM Ramah Lingkungan di Bekasi

Qaniacraft Ecoprint Jadi Inspirasi UMKM Ramah Lingkungan di Bekasi

11 November 2025
Pemuda Fest 2025 Hidupkan Semangat Kreativitas Anak Muda Kepri

Pemuda Fest 2025 Hidupkan Semangat Kreativitas Anak Muda Kepri

11 November 2025
Kuala Tanjung Layani Kapal Internasional Perdana MSC Zaina III

Kuala Tanjung Layani Kapal Internasional Perdana MSC Zaina III

10 November 2025
Program Pekarangan Bergizi Tekan Laju Inflasi di Penajam Paser Utara

Program Pekarangan Bergizi Tekan Laju Inflasi di Penajam Paser Utara

10 November 2025
Menyeberangkan Harapan: ASDP Edukasi Gizi Ibu dan Anak di Banyuwangi

Menyeberangkan Harapan: ASDP Edukasi Gizi Ibu dan Anak di Banyuwangi

10 November 2025

POPULAR

  • Pelajar Riau Raih Penghargaan NASA dalam Keamanan Siber

    Pelajar Riau Raih Penghargaan NASA dalam Keamanan Siber

    28 shares
    Share 11 Tweet 7
  • Harga Kopi Arabika Gayo di Bener Meriah Naik Dipicu Cuaca Baik dan Permintaan Tinggi

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Pemkab Barito Timur Dukung Pengelolaan Lahan Eks Perusahaan Sawit oleh PT Agrinas Palma Nusantara

    22 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Pembangunan Superblok Pakuwon di IKN Segera Dimulai Maret 2026

    20 shares
    Share 8 Tweet 5
  • PGE Lampaui Target Pendapatan dan Tegaskan Komitmen Menuju Energi Bersih Nasional

    21 shares
    Share 8 Tweet 5

NEWS CHANNELS

  • AKADEMIKA
  • CSR
  • EKONOMI
  • GALERI
  • HOT NEWS
  • INTERVIEW
  • KESEHATAN
  • KESRA
  • LINGKUNGAN
  • OPINION
  • PENDIDIKAN & IPTEK
  • SUSTAINABILITY
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • UKM CORNER

INFORMATION

  • About Us
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Contact

CONTACT

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini:

redaksi@kabarsdgs.com

 

No Result
View All Result
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI

© 2020 Kabar SDGS - Hak cipta dilindungi oleh undang - undang.