Tanjung Redeb, Kabar SDGs – Bentang alam karst di wilayah Batiwakkal memiliki potensi yang signifikan sebagai tujuan wisata baru. Aspek sejarah yang kaya dan keindahan alami akan diintegrasikan dalam destinasi wisata bernama Taman Bumi atau Geopark Sangkulirang Mangkalihat.
Ada lokasi-lokasi penting dari Geopark Sangkulirang Mangkalihat yang terletak di sepanjang wilayah dari Berau hingga Kutai Timur. Dalam catatan yang ada, terdapat lokasi di Kompleks Gua Melawang, Kampung Suaran, Sambaliung. Selain itu, ditemukan juga Endapan Delta dari Formasi Latih, Kampung Long Lanuk, Sambaliung.
Selanjutnya, ada Kompleks Batuan Pra-tersiet di Tanjung Sinondok, Teluk Sumbang, Bidukbiduk. Juga termasuk Kerucut Karst di Merabu, Kecamatan Kelay. Gua Beloyot di Kecamatan Kelat juga tercantum dalam rincian ini.
Penyebaran karst di Kutim terdapat Menara Karst Batu Tondoyan dan Liang Tawet, Tepian Langsat, Bengalon. Di samping itu, ada Gua Mengkuris yang terletak di Desa Batu Lepoq, Karangan.
Menurut Samsiah Nawir, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, sebagian besar titik tersebut telah dipetakan dan termasuk dalam area administrasi Bumi Batiwakkal. Ini akan menjadi kabar baik untuk pengembangan sektor pariwisata.
“Sambaliung memiliki kawasan karst yang juga menjadi lokasi wisata taman bumi,” ungkap Samsiah pada hari Minggu (20/4/2025).
Pengumpulan data ini merupakan bagian dari rencana menengah tim pengelola Geopark SM yang dikenal juga dengan nama Sangkulirang Mangkalihat.
Tim ini direncanakan untuk mengembangkan destinasi wisata alami di dua kabupaten yang saling berbatasan tersebut.
“Saat ini, yang disebutkan di atas masih memerlukan pengembangan yang lebih mendalam,” jelas Samsiah.
Namun, ada lokasi Geopark yang telah siap untuk diikutsertakan dalam agenda Geopark Nasional. Di antaranya adalah Labuan Cermin, Teluk Sumbang, Goa Halo Tabung Maratua, Kakaban, Danau Tulung Ni Lenggo, Kolam Air Panas Asin Pemapak Biatan Bapinang, Danau Nyadeng, Gua Beloyot Merabu, Air Terjun Bidadari Sekurau, Gua Rimba Karangan, Gua Mengkuris, serta Amapanas Batu Lepoq.
Lokasi-lokasi Geopark tersebut akan diperkenalkan secara lebih luas. Mereka akan dimasukkan dalam rencana promosi pariwisata menjelang penetapannya sebagai Geopark Nasional.
“Di setiap lokasi itu, akan ada banyak acara nasional yang diadakan seperti camping dan lomba pembuatan logo,” ujarnya.
Dari Disbudpar Berau, akan ada program khusus untuk memperkenalkan dan memberikan edukasi tentang geopark kepada pelaku industri pariwisata serta masyarakat setempat.
Samsiah menegaskan bahwa tim percepatan secara teknis tidak akan membentuk simpul baru, tetapi akan lebih memberikan dukungan kepada kelompok wisata yang telah ada sebelumnya yang dibentuk oleh Disbudpar Berau. Ini juga termasuk penguatan badan usaha milik kampung atau BUMK.
“Pengelola nantinya akan bekerja bersama untuk mempromosikan tujuan wisata dan menambah daya tarik baru berupa edukasi tentang geopark,” tuturnya.
Dalam waktu dekat, Samsiah menyatakan bahwa mereka akan langsung melakukan pembinaan terkait geopark tersebut. Mereka akan menjangkau area hulu, pesisir, hingga pulau-pulau yang telah siap dari segi fasilitas dan infrastruktur destinasi wisata.
“Namun, dalam proses pengusulannya tetap akan diarahkan keseluruhan untuk menjadikan Berau sebagai Geopark Nasional,” jelasnya.
Discussion about this post