Palembang, Kabar SDGs – Tradisi berbagi Bubur Suro di Masjid Al-Mahmudiyah atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Suro di Palembang, terus berlangsung setiap bulan Ramadan. Tradisi ini telah dilakukan secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan masjid yang berlokasi di Jalan Ki Gede Ing Suro, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II.
Setiap hari selama bulan Ramadan, pengurus Masjid Suro membagikan sekitar 600 hingga 800 porsi Bubur Suro secara gratis kepada warga yang datang menjelang waktu berbuka puasa. Kegiatan ini dilakukan selepas salat Ashar, sekitar pukul 16.00 WIB, hingga seluruh bubur habis dibagikan.
Sekretaris Masjid Suro Palembang, Hajrianto Akbar, mengungkapkan bahwa pembagian Bubur Suro ini telah menjadi tradisi tahunan yang diwariskan secara turun-temurun. Dana untuk pembuatan bubur berasal dari swadaya masyarakat dan sumbangan jemaah masjid.
“Kalau resep Bubur Suro ini sudah ada sejak lama, diwariskan dari generasi ke generasi. Kami setiap hari menyiapkan sekitar 10 kilogram beras, 2,5 kilogram daging dan tetelan, serta berbagai rempah pilihan untuk memasaknya,” ujarnya, Minggu (9/3/2025).
Proses pembuatan bubur dimulai sejak pagi hari, dengan menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan. Pada siang harinya, petugas masjid mulai memasak bubur selama kurang lebih dua jam. Salah satu tantangan dalam memasak Bubur Suro adalah harus terus diaduk agar bumbu meresap sempurna dan bubur tidak gosong.
Bubur Suro memiliki cita rasa khas yang gurih, asin, dan sedikit berlemak, sehingga menjadi salah satu menu takjil favorit warga. Masyarakat sekitar bahkan sengaja datang ke Masjid Suro untuk mendapatkan bubur ini sebagai hidangan berbuka puasa.
Selain pembagian Bubur Suro, Masjid Suro juga menjadi pusat kegiatan ibadah selama Ramadan. Setiap malam, masjid ini dipenuhi jemaah yang melaksanakan salat tarawih. Sebagai salah satu masjid tertua di Kota Palembang, Masjid Suro juga sering dikunjungi oleh wisatawan yang ingin merasakan nuansa religi yang khas.
Discussion about this post