JAKARTA, KabarSDGs – Indonesia saat ini fokus dan berkomitmen membentuk Jejaring Desa ASEAN, sebagai wadah kerja sama antara desa negara-negara anggota untuk berkontribusi dan memperoleh manfaat langsung dari pembangunan di kawasan.
“Fokus Jejaring Desa ASEAN adalah kerja sama pembangunan sektor pariwisata, pengembangan produk unggulan, dan digitalisasi pedesaan,” ujar Direktur Advokasi dan Kerja Sama Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Muhammad Fachri dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, pada Minggu (07/05/2023).
Fachri menerangkan, pembentukan jejaring desa tersebut rencananya akan dilakukan secara resmi oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, 9 sampai 11 Mei 2023.
Ia mengharapkan, jejaring Desa ASEAN akan semakin membuka peluang desa di negara-negara anggota untuk mendapatkan manfaat dari kerja sama ASEAN serta mitra lainnya, termasuk sektor swasta.
“Pertemuan pertama Jejaring Desa ASEAN diharapkan dapat terlaksana di Indonesia pada pertengahan 2023, di bawah koordinasi Kementerian PDTT,” ungkapnya.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, jika kerja sama antar desa di ASEAN perlu didorong.
“Selain dapat dimanfaatkan untuk saling belajar pengalaman terbaik dalam memajukan ekonomi perdesaan, interaksi-nya diharapkan dapat juga berkontribusi terhadap penguatan identitas sesama anggota ASEAN,” ujar Faizasyah.
Ia menjeladkan, saat ini di Kawasan Asia Tenggara, terdapat sekitar 64 persen populasi yang hidup di pedesaan dengan tingkat kemiskinan 62 persen lebih tinggi dibandingkan populasi yang hidup di perkotaan.
“Angka ini memperlihatkan bahwa upaya menekankan angka kemiskinan dan percepatan pembangunan di kawasan harus memprioritaskan pembangunan di pedesaan,” jelas Fazasyah.
Di sisi lain, lanjutnya, pedesaan dinilai kurang diberdayakan, namun memiliki potensi tinggi dalam mendukung pemulihan dan membangun pilar Epicentrum of Growth di kawasan.
“Lokakarya berbagi pengalaman manajemen bencana di tingkat komunitas dan pedesaan/rumah tangga miskin,” pungkas Fazasyah.
Discussion about this post