JAKARTA, KabarSDGs — Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menghibahkan GeNose C19 (satu alat screening Covid-19) kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Bambang mengharapkan GeNose C19 ini dapat ditempatkan di gedung Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) dan dapat digunakan sehari-hari oleh para pegawai di kementerian tersebut. Mereka bisa di-screening dengan alat hasil karya peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mengetahu secara dini mereka terdeteksi terinfeksi Covid-19 atau tidak.
“Screeningdengan GeNose bisa dilakukan setiap hari. Caranya pun lebih mudah ketimbang rapid antigen ataupun rapidantibodi,” jelas Menrostek/Kepala BRIN, di Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Penggunaan alat ini sangat mudah. Karyawan hanya perlu mengembuskan napas ke dalam tabung plastik yang disediakan petugas. Nantinya, sampel hembusan napas itu akan diteliti oleh mesin GeNose yang berbasis artificial intelligence untuk diketahui hasilnya positif Covid-19 atau tidak.
Untuk mendapatkan hasil dari GeNose ini, jelas Bambang, tidak lebih dari 3 menit. Jadi tidak butuh waktu lama untuk mengetahui kondisi seseorang. “Paling tidak bagi yang masuk kantor, hati jadi terasa lebih tenang. Dia bekerja dengan orang-orang yang paling tidak dengan GeNose itu sudah negatif,” kata Bambang.
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, GeNose C19 akan dipasang di enam perguruan tinggi pariwisata, tiga badan otorita, dan satuan kerja lain.
“It’s a game changer di tengah keadaan yang saat ini masih menunggu giliran vaksin. Ini menjadi sebuah langkah yang melengkapi. Selagi menunggu vaksin, kita harap vaksin terdistribusi dan kita juga punya langkah sertifikasi CHSE, alangkah baiknya dilengkapi testing oleh GeNose,” kata Sandiaga dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Menurut Sandiaga, langkah ini nantinya bisa diikuti oleh para pelaku wisata. GeNose C19 kelak bisa ditempatkan di destinasi wisata dan tempat-tempat pendukung pariwisata seperti hotel dan restoran.
Dia menyebutkan penerapan protokol kesehatan 3M saja tak cukup untuk kembali membangkitkan sektor pariwisata bila tak diikuti oleh testing, tracing dan treatment (3T) secara disiplin. Hal itu terbukti dari pengalaman daerah yang berhasil menekan Covid-19 adalah yang menerapkan langkah tersebut disertai isolasi mandiri secara ketat.
Sandiaga mendorong agar screening menggunakan GeNose dan penyelenggaraan 3T juga bisa dilakukan di destinasi-destinasi wisata. Sebab, sekitar 34 juta orang menggantungkan hidup di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Langkah itu diharapkan bisa mengembalikan rasa aman dari para pelancong dan pelaku pariwisata.
Discussion about this post