JAKARTA, KabarSDGs – Pemerintah mengakui saat ini daya beli masyarakat masih rendah. Karena itu, pemerintah berusaha mendongkrak kembali lewat Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan menggelontorkan dana Rp 37,87 triliun.
“Sejauh ini sejumlah program subsidi bernilai triliunan rupiah telah digelontorkan pemerintah, seperti subsidi gaji atau upah sebesar Rp 37,87 triliun yang ditujukan kepada 15,7 juta pekerja dengan manfaat Rp 2,4 juta/pekerja,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto lewat keterangan resminya, Senin (2/11/2020).
Untuk yang belum bekerja, kata Airlangga, Pemerintah memberikan semi bansos melalui Kartu Prakerja. Sementara itu, berbagai bantuan kepada pelaku usaha, misalnya kebijakan insentif perpajakan, subsidi bunga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), penempatan dana pada bank, dan penjaminan kredit UMKM.
Tidak hanya itu, katanya, kepada sektor yang sama, Pemerintah juga telah memberikan banpres produktif, pembiayaan investasi kepada korporasi, penjaminan kredit korporasi, dan Penyertaan Modal Negara (PMN) dan pemberian pinjaman BUMN.
Airlangga menjelaskan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) merupakan bantuan sebesar Rp 2,4 juta per pelaku usaha yang diberikan kepada usaha ultra-mikro yang tidak sedang menerima kredit dari perbankan. Program ini menyasar 12 juta pelaku usaha mikro, dengan anggaran sebesar Rp 22 triliun dan kini mengalami perluasan menjadi Rp 28 triliun.
Terkait realisasi penempatan dana, Airlangga menuturkan, penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada Bank Himbara (Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN) untuk tahap II sebesar Rp 47,5 triliun. Total penyaluran kredit per tanggal 16 Oktober 2020 telah mencapai Rp 166,39 triliun.
Penempatan Dana PEN kepada BPD (Bank Pembangunan Daerah) untuk tahap I dan tahap II sebesar Rp 14 triliun, sedangkan total penyaluran kredit per tanggal 16 Oktober 2020 telah mencapai Rp 17,39 triliun.
Selain itu, Pemerintah juga menempatkan dana PEN kepada Bank Syariah sebesar Rp3 triliun yang per tanggal 16 Oktober 2020. Total penyaluran kreditnya telah mencapai Rp 1,70 triliun.
Airlangga juga menyatakan bahwa Pemerintah mendorong transformasi ekonomi pasca Covid-19, salah satunya melalui utilisasi industri dengan target di atas 60%. Pihaknya berencana berfokus pada perbaikan rantai pasok, kegiatan hilirisasi, dan transformasi 4.0.
“Selain itu, akselerasi infrastruktur, transformasi UMKM melalui platform digital, pemanfaatan energi terbarukan, dan UU Cipta Kerja,” imbuhnya.
Ke depan, strategi pemulihan ekonomi akan didorong melalui sektor makanan dan minuman, tekstil, automotif, kimia, elektronik, farmasi, dan alat kesehatan.
“Ini juga didorong untuk melakukan subsitusi impor dan peningkatan hilirisasi, sehingga masyarakat atau petani mendapatkan nilai tukar yang lebih baik,” ujarnya.
Discussion about this post