KARANGANYAR, KabarSDGs – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan bendungan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Salah satunya adalah Bendungan Jlantah yang berlokasi di Karanganyar, Jawa Tengah.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menyatakan, dalam periode 2015-2025, Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian pembangunan 61 bendungan, yang akan meningkatkan suplai air irigasi premium dari 10,6% menjadi 19,3%.
“Pada periode 2015 hingga Februari 2023, kami telah menyelesaikan pembangunan 36 bendungan baru, yang telah meningkatkan luas daerah irigasi produktif sebesar 234.741 hektar. Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan luas jaringan irigasi menjadi 1,12 juta hektar dan merehabilitasi jaringan irigasi seluas 3,84 juta hektar,” ujar Basuki.
Pada tahun 2023 ini, Kementerian PUPR menargetkan penyelesaian pembangunan 13 bendungan lainnya, antara lain Cipanas, Karian, Sepaku Semoi, Keureuto, Rukoh, Jlantah, Tiu Suntuk, Lausimeme, Sidan, Leuwikeris, Temef, Pamukkulu, dan Ameroro. Bendungan Jlantah sendiri diperkirakan akan selesai pada akhir tahun 2023.
“Mudah-mudahan target penyelesaian pada akhir tahun 2023 dapat tercapai,” terang Basuki.
Bendungan Jlantah memiliki kapasitas tampung sebesar 10,97 meter kubik dengan sumber air dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru. Konstruksi bendungan ini dirancang dengan tinggi 70 meter dari dasar sungai, panjang puncak 404 meter, lebar puncak 12 meter, dan elevasi puncak bendungan +690 meter.
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Adenan Rasyid menjelaskan, pembangunan bendungan ini dimulai sejak Juli 2019 oleh PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp965 miliar.
“Saat ini, progres pembangunan sudah mencapai sekitar 65%. Setelah selesai, bendungan Jlantah akan mengairi area persawahan seluas 1.494 hektar di kawasan Jatipuro dan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar,” jelas Adenan.
Selain sebagai sumber air irigasi, bendungan Jlantah juga akan berfungsi sebagai sumber air baku dengan kapasitas sebesar 150 liter per detik. Selain itu, bendungan ini dapat mengurangi risiko banjir sebesar 51,26% atau sekitar 70,33 meter kubik per detik untuk kejadian Q50.
“Keberadaan bendungan ini juga memberikan manfaat dalam potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 megawatt (MW), serta berkontribusi pada konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar,” pungkas Adenan.
Discussion about this post