TANGERANG SELATAN, KabarSDGs – Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang memberikan pelatihan mengelola limbah botol plastik menjadi barang yang lebih bermanfaat di Taman Bacaan Perigi, Depok, belum lama ini. Pelatihan tersebut, merupakan salah satu bentuk kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang salah satu tujuannya untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
“Kegiatan ini untuk mendukung tujuan SDGs No. 3 ,yaitu kehidupan sehat dan sejahtera menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, dan SDGs No. 13, tindakan mengurangi perubahan iklim dan dampaknya,” tutur Ketua Kelompok Salsabila Rahmi.
Salsabila mengatakan, kegiatan PKM ini mengusung tema “Meningkatkan kreativitas pada anak-anak Taman Bacaan Perigi dengan mengolah limbah botol bekas menjadi barang yang lebih bermanfaat.” Kegiatan yang beranggotakan Gilang Ramadhan Tri Undoko, Harriz Ubaydillah Zakie, M. Riduan, Putri Andini Sulistia Wati dan dibimbing Dosen Veritia., S.E., M.M., CHRA., CPHCM, itu ingin mengedukasi anak akan bahaya penumpukan sampah yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit dan kerusakan lingkungan.
“Kegiatan ini bernilai positif karena mengajarkan anak-anak salah satunya untuk tidak membuang sampah sembarangan. Memanfaatkan botol bekas untuk mengubahnya sebagai barang yang memiliki nilai bermanfaat dan tentu saja berguna untuk kehidupan sehari hari,” tutur Salsabila.
Diakui Salsabila, kegiatan ini sangat menarik karena selain memberikan edukasi dan pengetahuan juga melakukan praktek pembuatan barang bekas. Sehingga, lanjut dia, kegiatan ini dapat mengasah dan menyalurkan kreativitas anak-anak untuk menghasilkan barang bekas tersebut menjadi barang yang memiliki nilai manfaat dan bernilai ekonomi.
Salsabila mengatakan, bahaya penumpukan sampah di lingkungan masyarakat menjadi perhatian khusus. Terutama sampah berbahan dasar plastik yang sulit diurai. “Sampah plastik ini di ditemukan setiap hari di lingkungan kita. Padahal penggunaan plastik berlebihan akan menimbulkan dampak negatif bagi kita,” kata dia.
Menurutnya, pengolahan sampah yang kurang baik bisa menimbulkan masalah, sampah yang di buang sembarangan akan menumpuk, berbau dan menjadi sumber penyakit. “Plastik sulit terurai,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, sampah yang dibuang di sungai bisa mencemari air dan menyebabkan penyumbatan, akibatnya banjir. Begitu juga dengan sampah yang dibakar juga akan mencemari udara menurunkan kualitas lingkungan dan menimbulkan pemanasan global. “Bayangkan jika sampah plastik, dari sungai lalu ke laut. Mahluk hidup di laut ikut mengonsumsi plastik tersebut. Sungguh ironis!”
Dengan adanya penerapan mengurangi, menggunakan dan mengelola kembali, kata Salsabila, bisa membuat kehidupan menjadi lebih sehat. “Kita bisa mengurangi penumpukan sampah, menggunakan kembali sampah-sampah plastik menjadi hal yang bermanfaat, bernilai seni bahkan bernilai ekonomis.”
Menurut dia, hal ini penting karena pengunaan sampah sehari-hari seperti plastik yang sulit terurai dapat diminimalisir karena berpotensi menumpuk dan dapat menjadi sumber penyakit.
Salah satu anggota PKM Gilang mengatakan, untuk pencegahan penyebaran Covid-19, kegiatan PKM ini telah mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker serta hand sanitizer dan menjaga jarak. “Dikarenakan kegiatan PKM ini dilaksanakan saat pandemi.”
Menurut dia, dengan adanya praktek ini, secara tidak langsung juga membantu mengurangi penumpukan sampah plastik dan membentuk karakter anak di Taman Bacaan Perigi agar bersifat kreatif dan peduli lingkungan.
“Diharapkan, kegiatan PKM ini dapat menjadi jembatan bagi generasi muda dan anak-anak di sana agar dapat terus berkreasi dan menginovasi limbah bekas yang sulit di daur ulang menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis,” kata Gilang.
Kegiatan PKM diakhiri dengan sesi game dan kuis. Kemudian pemberian donasi oleh Veritia kepada Galang Arian Ramadhan selaku pengurus Taman Bacaan Perigi.
Discussion about this post