Lampung, Kabar SDGs – Inovasi pemanfaatan limbah kulit jagung sebagai bahan baku mulsa biodegradable mengantarkan dua mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung meraih prestasi di tingkat nasional. Rosya Diyaul Aulya dan Febrian Afrida dari Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi berhasil meraih juara kedua dalam lomba karya tulis ilmiah Agriculture Competition 2025 yang digelar Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur.
Ajang tersebut mengusung tema inovasi teknologi untuk pertanian berdampak dan menjadi wadah bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia dalam menyampaikan ide kreatif demi kemajuan sektor pertanian. Dalam kesempatan itu, Rosya dan Febrian membawakan karya ilmiah berjudul Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung sebagai Bahan Baku Mulsa Biodegradable untuk Meningkatkan Efisiensi Pertanian. Karya tersebut menawarkan solusi dalam mengurangi limbah pertanian sekaligus mengurangi ketergantungan petani pada mulsa plastik yang selama ini digunakan.
Penelitian yang mereka susun melalui metode studi literatur selama satu bulan itu menghasilkan konsep mulsa berbahan kulit jagung yang ramah lingkungan. Menurut Febrian Afrida, keunggulan utama mulsa ini terletak pada sifatnya yang mudah terurai sekaligus menyuburkan tanah.
“Keunggulan dari mulsa ini, tentu saja mudah terurai dan menjadi pupuk alami, juga dapat menurunkan emisi metana dengan menekan prinsip ekonomi sirkular pada pengurangan limbah, penggunaan kembali sumber daya, dan daur ulang,” kata Febrian Afrida dalam keterangannya, Jumat (3/10/2025).
Dalam proses seleksi, mereka melewati tahap pendaftaran dan pengumpulan abstrak, pengumpulan naskah lengkap, penilaian karya, hingga pengumuman sepuluh finalis terbaik yang berhak melakukan presentasi. Meski demikian, salah satu tantangan yang mereka hadapi adalah belum sempat membuat prototipe mulsa biodegradable sehingga argumen yang mereka sampaikan masih bersifat teoritis. Hal inilah yang menurut mereka menjadi alasan belum bisa meraih juara pertama.
Meski demikian, keduanya menegaskan motivasi utama mengikuti lomba adalah untuk terus berkarya sebagai mahasiswa. Mereka berharap inovasi ini dapat diimplementasikan ke depan sehingga memberi manfaat bagi petani di Indonesia.
“Kami ingin karya ini tidak berhenti sebagai ide, tetapi bisa bermanfaat nyata di lapangan. Semoga prestasi ini juga bisa mengharumkan nama almamater dan menjadi langkah awal agar mahasiswa UIN Raden Intan bisa bersaing di tingkat internasional,” ungkap mereka.
Discussion about this post