MALANG, KabarSDGs – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adakan pelatihan pengemasan makanan bagi UMKM di Malang, beberapa waktu lalu. Peserta pelatihan yang berasal dari berbagai UMKM di kota Malang menyambut acara pelatihan ini dengan sangat antusias.
Peserta membawa produk mereka masing-masing untuk bisa dilakukan review kemasan produk oleh peneliti BRIN. BRIN menganggap pelatihan tersebut penting, karena pengemasan merupakan identitas suatu produk dalam menarik minat calon pembeli.
Peneliti Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan, Nugroho Siswanto mengatakan, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus memperhatikan kemasan agar konsumen tertarik untuk mengonsumsi produk andalan mereka.
Menurutnya, kemasan tidak hanya membuat para pembeli menjadi lebih tertarik, namun kemasan produk terutama makanan akan berpengaruh pada kualitas produk agar tetap terjaga.
“Tidak hanya sebagai wadah, kemasan berfungsi sebagai informasi suatu produk terlebih kemasan sebagai nilai tambah bagi produk tersebut,” tutur Nugroho Siswanto dalam siaran tertulis di Laman BRIN pada Senin, 26 September 2022.
Ia menjelaskan, berdasarkan strukturnya kemasan dapat dibagi menjadi tiga, yakni kemasan primer, kemasan sekunder, dan kemasan tersier. Menurutnya, kemasan yang mengalami kontak langsung dengan produk seperti plastik dan kaleng dapat digolongkan menjadi kemasan primer.
“Sedangkan kardus tergolong dalam kemasan sekunder yang melindungi kemasan primer. Kemudian, kemasan tersier diperlukan untuk memudahkan distribusi produk ke daerah pemasaran. Begitu pentingya kemasan sangat mempengaruhi kualitas suatu produk,” pungkas Nugroho.
Plt. Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Agus Haryono menerangkan, BRIN melakukan kontribusi nyata dengan melakukan riset dan inovasi agar hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
“Pengemasan bisa dimanfaatkan pada produk makanan agar makanan bisa bertahan lebih lama, sehingga bisa dipasarkan secara global,” ujarnya.
Agus menerangkan, proses pengemasan tentunya tetap memerlukan pembuatan produk makanan yang berkualitas terlebih dahulu. Kemudian, lanjutnya, pada saat makanan memasuki proses pengalengan.
Discussion about this post