MENTAWAI, KabarSDGs – Hujan deras telah mengguyur beberapa wilayah di Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat, selama dua hari, sejak Senin (19/9) hingga Selasa (20/9) sekitar pukul 18.44 waktu setempat. Peristiwa tersebut menyebabkan 112 rumah warga di Desa Matotonan terendam banjir dengan tinggi muka air (TMA) 100 – 300 sentimeter.
Laporan yang diterima Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB menyebutkan banjir masih menggenangi pemukiman warga di beberapa titik hingga pagi hari ini, Rabu (21/9).
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, petugas BPBD dan dinas terkait masih bersiaga di lapangan untuk mengantisipasi dampak banjir atau pun potensi banjir susulan.
“BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai mencatat, peristiwa tersebut berdampak pada 112 KK yang berada di Dusun Matektek, Desa Matotoan, Kecamatan Siberut Selatan. Tidak ada korban jiwa atas kejadian itu, namun aktivitas masyarakat menjadi terhambat,” ujarnya dalam siaran tertulisnya.
Sebagai bentuk upaya percepatan penanganan banjir tersebut, Tim BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai telah turun ke lapangan guna melakukan kaji cepat situasi, monitoring berkala kondisi banjir, dan membantu proses evakuasi warga dengan menggunakan perahu.
Merujuk informasi prakiraan cuaca BMKG untuk beberapa wilayah di Provinsi Sumatra pada Rabu (21/9) hingga Kamis (22/9), masih berpeluang hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir/kilat dan angin kencang.
Sementara itu, dilihat dari analisis kajian inaRISK, Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki 10 Kecamatan dengan potensi bahaya banjir kategori sedang hingga tinggi. Salah satu wilayah yang berada pada potensi tersebut adalah Kecamatan Siberut Selatan.
“Merespons hal ini, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap waspada dan siap siaga dalam menghadapi potensi bahaya banjir susulan. Mengantisipasi dampak susulan, masyarakat dapat melakukan beberapa langkah, seperti memahami rute evakuasi aman, mematikan jaringan listrik rumah, prioritas evakuasi anggota keluarga yang rentan atau jalur komunikasi jika memerlukan evakuasi,” imbau Muhari.
Ia melanjutkan, jika terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari 1 jam, masyarakat di daerah sepanjang aliran sungai atau daerah dengan kelerengan curam agar berinisiatif untuk evakuasi mandiri.
Discussion about this post