MEDAN, KabarSDGs – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, meminta para tokoh agama dan pimpinan Pondok Pesantren ikut mengamankan Pemilu 2024 mendatang.
“Tahun depan mau Pemilu, tolong masyarakat didinginkan, disadarkan semua santri dan ummat agar menggunakan hak politiknya secara benar. Negara ini harus dijaga dan cara menjaganya adalah Pemilu sebagai sebuah sarana menyampaikan aspirasi politik mesti dijaga dengan baik,” ujar Mahfud MD saat kunjungan ke Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan, asuhan Kyai Ali Akbar Marbun, Kamis, (23/02/2023).
Dalam kesempatan ini, Mahfud juga bertemu sejumlah pimpinan Pondok Pesantren, organisasi masyarakat sepertu NU dan Muhammadiyah serta organisasi keagamaan lainnya, di Sumatera Utara.
Untuk menghidari konflik internal di berbagai rumah ibadah dan pondok pesantren, ia menegaskan, agar sebisa mungkin menhindari praktik politik praktis di masjis-masjid.
“Sebisa mungkin dihindari politik praktis di masjid-masjid, agar tidak menimbulkan konflik internal,” imbuh Mahfud.
Ia memaparkan, politik itu ada dua yakni pertama politik inspiratif dan yang kedua politik praktis.
Menurutnya, politik inspiratif berupa gagasan-gagasan kepemimpinan dan pengorganisasian negara dengan baik.
“Kalau pemilu, pemilu lah dengan jujur, kalau mau memerintah, tegakkan hukum dengan adil, nah itu bisa dikatakan dimana saja, di masjid tidak apa-apa, tapi kalau saya arahkan untuk memilih figur tertentu itu yang tidak boleh, itu namanya politik praktis,” tegas Mahfud MD.
Ia melanjutkan, negara Indonesia lahir dari politik inspiratif, menegakkan keadilan itu politik, menegakkan hukum itu keputusan politik.
“Mohon hindari politik elektoral atau politik praktis di masjid masjid. Betapa tokoh agama dan pimpinan pondok pesantren memiliki peran penting dalam ikut serta menjaga keutuhan negara,” ungkap Mahfud.
Terkait pilihan politik, Mahfud menegaskan masyarakat silahkan menentukan pilihan politiknya sesuai dengan kesadaran politik masing-masing.
“Siapapun yang akan dipilih silahkan tapi jangan dipertentangkan di Masjid, agar kita tidak terjebak pada pertengkaran-pertengakaran yang tidak diinginkan,” ujar Mahfud.
Dalam pertemuan tetsebut hadir pengasuh Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan, beberapa pimpinan Pondok Pesantren di Sumatera Utara, pimpinan MUI Sumatera Utara, Penguruh Wilayah Nahdlatul Ulama, Pengurus Wilayah Muhammdiyah, Pimpinan Mualimat, Pimpinan, Fatayat, Ansor, IPNU dan IPPNU, PERGUNU, KAHMI, sejumlah tokoh agama dan tokoh adat Sumatera Utara.
Discussion about this post