Surabaya, Kabar SDGs – Sebanyak 6.144 pelajar tingkat SMA/SMK dan MA dari keluarga miskin di Surabaya mendapat bantuan pendidikan dari Pemerintah Kota melalui program Beasiswa Pemuda Tangguh. Penyaluran bantuan ini berlangsung secara bertahap sejak Selasa hingga Jumat, 22–25 Juli 2025, di Gelanggang Remaja Surabaya.
Masing-masing siswa menerima perlengkapan sekolah berupa seragam putih abu-abu, seragam pramuka, sepatu, kaus kaki, serta uang saku pendidikan senilai Rp200 ribu per bulan. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk mengurangi beban ekonomi keluarga miskin sekaligus meningkatkan semangat belajar para siswa.
“Banyak anak masih pakai seragam SMP karena tidak mampu beli yang baru. Sekarang mereka sudah bisa sekolah dengan seragam lengkap, termasuk sepatu dan kaos kaki,” ujar Eri saat meninjau kegiatan penyaluran bantuan, Jumat (25/7).
Selain perlengkapan dasar, Pemkot juga akan membelikan seragam batik sesuai motif sekolah masing-masing. Dana untuk seragam batik akan langsung disalurkan ke pihak sekolah setelah proses pendataan. Eri menambahkan bahwa keberlangsungan program ini juga ditopang oleh partisipasi warga Surabaya, termasuk dermawan dan orang tua asuh.
“Dana dari masyarakat sangat meringankan. Kalau semua dibebankan ke APBD, biayanya bisa sampai ratusan miliar. Sekarang bisa dihemat untuk kebutuhan lain,” jelasnya.
Sebagai bentuk akuntabilitas, setiap penerima diwajibkan melaporkan nilai dan aktivitas belajar secara berkala ke Pemkot. Laporan ini juga diteruskan ke orang tua asuh sebagai bagian dari sistem pengawasan. Pemerintah juga akan menyisir lulusan SMP yang belum melanjutkan pendidikan, untuk memastikan mereka tidak putus sekolah.
Kepala Bapemkesra, Arief Boediarto, menambahkan bahwa setiap siswa yang lolos seleksi wajib melakukan daftar ulang dan akan diberikan akun pelaporan khusus. Selain itu, mereka akan dibuatkan rekening Bank Jatim sebagai jalur penerimaan dana bantuan.
Program ini ditujukan bagi siswa SMA/MA maupun santri di pondok pesantren dari keluarga miskin dan pra-sejahtera, dengan masa bantuan maksimal tiga tahun. Dari sekitar 12.000 pendaftar daring, hanya 6.144 siswa yang memenuhi syarat. Arief menegaskan bahwa kriteria utama adalah kepemilikan KTP Surabaya dan latar belakang ekonomi keluarga yang tidak mampu.
Total anggaran untuk program Beasiswa Pemuda Tangguh mencapai Rp60 miliar per tahun, mencakup sekitar 21.000 siswa dari berbagai jenjang. Jumlah penerima tahun ini mengalami penurunan dari 7.000 menjadi 6.000 siswa. Arief berharap penurunan ini mencerminkan adanya perbaikan kesejahteraan masyarakat.
Pemkot juga menggandeng pelaku UMKM lokal sebagai penyedia perlengkapan sekolah, termasuk sepatu dan seragam, guna mendukung pemberdayaan ekonomi warga.
Salah satu penerima bantuan, Muhammad Dimas Kurniawan, siswa kelas X SMKN 2 Surabaya, mengaku sangat terbantu. “Alhamdulillah, bisa meringankan beban orang tua. Terima kasih Pak Wali atas bantuannya,” tuturnya.












Discussion about this post