• HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
11 September 2025
No Result
View All Result
Kabar SDGs
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
No Result
View All Result
Kabar SDGs
No Result
View All Result
Home SUSTAINABILITY LINGKUNGAN

PHR Turut Dukung Konservasi Lutung Kokah di Wilayah Operasinya

by SDGS Admin
7 Mei 2025
PHR Turut Dukung Konservasi Lutung Kokah di Wilayah Operasinya
20
SHARES
126
VIEWS
Bagikan di FacebookWhatsapp

Riau, Kabar SDGs — Di tengah hamparan hijau yang ada di area operasional PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sebuah narasi tentang harapan dan tantangan dalam konservasi terus berkembang. Ini bukan mengenai rig pengeboran atau volume minyak yang dihasilkan, melainkan tentang keberadaan penghuni hutan: Lutung Kokah (Presbytis femoralis).

Primata endemik dari Sumatra ini, dengan wajah hitam dan bulu perak yang mencolok, dulunya bebas melompat antara dahan di hutan Riau. Namun, waktu terus berlalu, dan daerah tersebut pun mengalami transformasi. Wilayah hutan yang menjadi tempat tinggal mereka kini tidak lagi seluas pada masa lalu.

BACA JUGA

Pertamina Lampaui 68 Persen Target Tahunan Penurunan Emisi Karbon

Pertamina Lampaui 68 Persen Target Tahunan Penurunan Emisi Karbon

9 Agustus 2025
PHR Luncurkan Journey Room Hadirkan Edukasi Energi Imersif di Riau

PHR Luncurkan Journey Room Hadirkan Edukasi Energi Imersif di Riau

1 Agustus 2025
Bengkel Nelayan Pertama di Kalibaru, Hadirkan Harapan Baru bagi 217 Nelayan

Bengkel Nelayan Pertama di Kalibaru, Hadirkan Harapan Baru bagi 217 Nelayan

31 Juli 2025

Informasi terbaru mengenai hutan di sekitar areal PHR memberikan rincian yang cukup jelas. Berdasarkan data dari Rimba Satwa Foundation (RSF), mitra pelaksana program konservasi PHR, terdapat sekitar 20 lutung kokah yang tersisa di Hutan Talang, sementara Hutan Kojo memiliki jumlah yang sedikit lebih besar, yaitu 24 lutung.

Sekilas harapan terlihat di Taman Hutan Raya (Tahura) Minas, yang masih mendukung populasi yang signifikan dengan jumlah mencapai 139. Di samping itu, kawasan Giam Siak Kecil menjadi tempat tinggal bagi sekitar 90 ekor primata yang pemalu ini.

Keempat area, yaitu Hutan Talang, Hutan Kojo, Tahura, dan Giam Siak Kecil, menjadi kantong yang menyediakan habitat bagi lutung kokah di tengah aktifitas industri dan perubahan lingkungan. PHR menyadari tanggung jawabnya terhadap keberagaman hayati di area operasional dan tidak hanya diam.

“Upaya yang dilakukan PHR adalah bentuk komitmen untuk turut berkontribusi dalam memulihkan keseimbangan ekosistem, serta memastikan bahwa jejak lutung kokah tetap ada di tanah Riau untuk masa depan,” kata Iwan Ridwan Faizal, Manajer Community Involvement & Development (CID) PHR.

Iwan menjelaskan bahwa langkah-langkah konkret telah diambil untuk memulihkan habitat yang semakin menyusut. Di PT Kojo, ribuan bibit pohon telah ditanam sebagai investasi jangka panjang untuk menyediakan pakan dan ruang hidup bagi lutung kokah.

Sebanyak 2.000 bibit matoa, yang buahnya disukai oleh primata ini, serta 1.000 bibit jengkol ditanam dengan harapan pohon-pohon tersebut bisa tumbuh tinggi dan menjadi sumber pakan alami. Pucuk daun jengkol pun merupakan makanan bagi Lutung Kokah, dan pohonnya juga berfungsi sebagai tempat aktivitas mereka.

Langkah serupa dilakukan di Tahura, dengan penanaman 1.000 bibit matoa dan 500 bibit jengkol untuk mendukung upaya konservasi di kawasan yang kini menjadi rumah bagi populasi lutung kokah terbesar di area operasional PHR. Bahkan, upaya untuk memperluas habitat turut dilakukan di Pematang Pudu, dengan penanaman 500 bibit matoa.

“Langkah PHR bukan sekadar ceremonial. Ini adalah bukti komitmen untuk memulihkan keseimbangan ekosistem, serta untuk memastikan jejak lutung kokah tetap ada di tanah Riau di masa mendatang,” ungkap Iwan.

Namun, melakukan konservasi untuk lutung kokah tidak semudah menanam bibit. Ada tantangan besar yang harus dihadapi. Perubahan fungsi lahan menjadi ancaman nyata, yang mencabut habitat alami dan memisahkan populasi lutung kokah.

Hutan yang sebelumnya saling terhubung kini terpisah-pisah, menyulitkan pergerakan dan reproduksi di antara kelompok-kelompok. Selain itu, keterbatasan sumber makanan juga menjadi masalah serius. Ketika area hutan menyusut, pasokan makanan alami pun berkurang.

Upaya melestarikan lutung kokah adalah sebuah perjalanan panjang yang memerlukan kerjasama dari banyak pihak. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PHR tidak hanya fokus pada penanaman pohon, tetapi juga berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi primata tersebut. Edukasi, patroli hutan, dan tindakan untuk mengurangi konflik merupakan komponen vital dari strategi konservasi yang dilakukan.

Dengan populasi yang masih rentan, inisiatif konservasi perlu terus diperkuat. Setiap pohon yang ditanam membawa harapan baru. Setiap tingkat kesadaran yang terbentuk di masyarakat adalah sebuah kekuatan.

Masa depan lutung kokah di hutan hujan sangat bergantung pada dedikasi berbagai pihak saat ini, sebelum dicap sebagai terancam punah oleh The International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Share8SendTweet5
Previous Post

CEO Talks FIA UI: Dirut KAI Bagikan Strategi Inovasi Pelayanan Publik yang Berkelanjutan

Next Post

Warga Kundur Goro Bersihkan Sungai Akibat Tiga Kali Alami Kebanjiran

Next Post
Warga Kundur Goro Bersihkan Sungai Akibat Tiga Kali Alami Kebanjiran

Warga Kundur Goro Bersihkan Sungai Akibat Tiga Kali Alami Kebanjiran

KAI Group: Kereta Bandara Perkuat Konektivitas Nasional

KAI Group: Kereta Bandara Perkuat Konektivitas Nasional

Discussion about this post

NEWS UPDATE

China Genjot Pertumbuhan Industri Kecerdasan Buatan

China Genjot Pertumbuhan Industri Kecerdasan Buatan

11 September 2025
Aceh Teken Kerjasama Multisektor Dengan Ivanovo Rusia

Aceh Teken Kerjasama Multisektor Dengan Ivanovo Rusia

11 September 2025
Laos Pertimbangkan Alihkan Ekspor Kopi Ke Rusia

Laos Pertimbangkan Alihkan Ekspor Kopi Ke Rusia

11 September 2025
Karang Asam Festival Jadi Kebanggaan Sumsel

Karang Asam Festival Jadi Kebanggaan Sumsel

11 September 2025
Tegaskan Penerapan Tata Kelola Berkelanjutan, Jasa Marga Borong Tiga Penghargaan di TOP GRC Awards 2025

Tegaskan Penerapan Tata Kelola Berkelanjutan, Jasa Marga Borong Tiga Penghargaan di TOP GRC Awards 2025

11 September 2025

POPULAR

  • PLN Hadirkan Promo Tambah Daya Diskon 50 Persen Sambut Hari Pelanggan Nasional

    PLN Hadirkan Promo Tambah Daya Diskon 50 Persen Sambut Hari Pelanggan Nasional

    28 shares
    Share 11 Tweet 7
  • Lomba Desa Anugerah Gapura Sri Baduga Jadi Evaluasi Pembangunan dan Pelayanan Publik

    206 shares
    Share 82 Tweet 52
  • Pergelaran Seni Kenawat Cakak Meriahkan HUT RI di Tulang Bawang Barat

    25 shares
    Share 10 Tweet 6
  • OJK Tolak Izin Usaha Bursa Kripto Indonesia

    23 shares
    Share 9 Tweet 6
  • Pameran SBY Art Community Resmi Dibuka, Hadirkan 31 Karya Seni untuk Perdamaian dan Masa Depan

    20 shares
    Share 8 Tweet 5

NEWS CHANNELS

  • AKADEMIKA
  • CSR
  • EKONOMI
  • GALERI
  • HOT NEWS
  • INTERVIEW
  • KESEHATAN
  • KESRA
  • LINGKUNGAN
  • OPINION
  • PENDIDIKAN & IPTEK
  • SUSTAINABILITY
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • UKM CORNER

INFORMATION

  • About Us
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Contact

CONTACT

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini:

redaksi@kabarsdgs.com

 

No Result
View All Result
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI

© 2020 Kabar SDGS - Hak cipta dilindungi oleh undang - undang.